JAKARTA – Peningkatan harga beras di pasaran menjadi perhatian serius, di mana beras medium kini mencapai Rp14.286 per kilogram, sementara beras premium melonjak menjadi Rp16.063 per kilogram. Harga-harga tersebut melebihi Ketetapan Harga Eceran Tertinggi yang ditentukan pemerintah, yaitu Rp12.500 untuk beras medium dan Rp14.900 untuk beras premium. Data terbaru mengenai harga ini tercatat melalui Panel Harga Badan Pangan Nasional pada pukul 10.15 WIB, Jumat, 25 Juli 2025.
Pemerintah berupaya untuk mengatasi lonjakan harga ini melalui penyaluran bantuan sosial beras, yang difokuskan pada wilayah yang mengalami kenaikan harga cadangan beras pemerintah. Arief Prasetyo Adi, seorang pejabat pemerintahan, menjelaskan bahwa daerah-daerah dengan harga CBP yang stabil tidak menjadi prioritas dalam penyaluran bansos. Ia menegaskan, “Sentra maupun bukan sentra, kalau harga naik, itu yang didahulukan. Walaupun kita paham, desa tetap memerlukan.”
Sampai dengan Kamis, 24 Juli 2025, realisasi penyaluran bantuan sosial beras sebanyak 10 kilogram telah mencapai 88.632.820 kilogram, yang setara dengan 24,25 persen dari target mencakup 18,27 juta penerima bantuan pangan. Dalam langkah untuk lebih mengendalikan harga beras, Perum Bulog juga telah meluncurkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan secara serentak di 5.000 titik di seluruh Indonesia sejak 18 Juli 2025. Melalui program ini, masyarakat dapat membeli beras dengan harga eceran tertinggi Rp12.500 per kilogram, atau Rp62.500 untuk paket 5 kilogram di wilayah Jawa.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menambahkan bahwa operasi pasar dan Gerakan Penanganan Makanan dilakukan untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga beras saat pasokan melimpah. Ia menjelaskan, “Ini untuk mengantisipasi agar harga beras tidak naik ketika stok kita melimpah.” Dalam rapat koordinasi terbaru, target penyaluran bantuan pangan ditetapkan mencapai 360.000 ton, sedangkan untuk SPHP ditargetkan sebanyak 1,3 juta ton, yang totalnya lebih dari 1,5 juta ton akan didistribusikan secara nasional. Amran optimis bahwa dalam waktu 1 hingga 2 minggu ke depan, harga beras akan mulai turun.
Kondisi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam stabilisasi harga pangan, terutama menjelang musim panen. Penyaluran beras bantuan sosial dan program SPHP diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat sekaligus menjamin ketersediaan pangan yang terjangkau. Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berupaya mengurangi dampak inflasi dan memastikan semua warga, terutama di daerah yang paling terdampak, mendapatkan akses terhadap kebutuhan pokok.
Dalam menghadapi situasi ini, semua pihak diharapkan dapat berkolaborasi untuk meningkatkan keberlanjutan pangan dan memastikan ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan. Reformasi dalam sistem distribusi dan penyaluran bantuan menjadi krusial untuk mendukung masyarakat yang terkena dampak langsung dari fluktuasi harga beras.