Nvidia Buka Suara Soal Peredaran Chip AI Ilegal di China

by -17 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Nvidia, perusahaan teknologi terkemuka asal Amerika Serikat, baru-baru ini menanggapi laporan mengenai peredaran chip kecerdasan buatan secara ilegal di pasar China. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari $1 miliar chip AI Nvidia, termasuk model B200, H100, dan H200, telah diselundupkan ke China, meskipun ada pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh pemerintah AS.

Menanggapi hal ini, perwakilan Nvidia menegaskan bahwa perusahaan hanya menyediakan layanan dan dukungan teknis untuk produk-produk yang didistribusikan melalui mitra resmi. “Membangun pusat data dengan produk yang diselundupkan adalah usaha yang merugikan, baik dari sisi teknis maupun ekonomi,” ujar perwakilan tersebut. “Pusat data memerlukan layanan dan dukungan, yang hanya kami berikan untuk produk-produk Nvidia yang sah.”

Selain itu, laporan tersebut juga mencatat bahwa permintaan untuk perbaikan chip AI Nvidia yang diselundupkan meningkat pesat di China. Sekitar selusin perusahaan di Shenzhen kini mengkhususkan diri dalam memperbaiki chip-chip ini, dengan beberapa perusahaan menangani hingga 500 perbaikan per bulan. Biaya perbaikan berkisar antara 10.000 hingga 20.000 yuan per unit. Meskipun penjualan, pembelian, dan perbaikan chip tersebut tidak ilegal di China, perusahaan-perusahaan ini berusaha menghindari sorotan untuk menghindari pengawasan dari otoritas China dan AS.

Sementara itu, pemerintah AS belum memberikan tanggapan resmi terhadap temuan ini. Departemen Perdagangan dan Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan terkait peredaran chip Nvidia secara ilegal di China. Pemerintah Thailand, yang juga disebut dalam laporan tersebut, juga belum memberikan komentar.

Sebelumnya, pada Oktober 2023, pemerintah AS telah memberlakukan pembatasan ekspor terhadap chip-chip AI canggih Nvidia ke China, termasuk model A100 dan H100, dengan alasan keamanan nasional. Namun, meskipun ada pembatasan tersebut, permintaan terhadap chip-chip ini tetap tinggi di China, mendorong munculnya pasar gelap dan upaya penyelundupan.

Nvidia telah berupaya menyesuaikan diri dengan regulasi yang ada dengan mengembangkan chip AI yang lebih sesuai dengan pembatasan ekspor, seperti model H20. Namun, pada April 2025, chip H20 juga dikenakan pembatasan ekspor tambahan oleh pemerintah AS, yang mengharuskan Nvidia untuk memperoleh lisensi khusus untuk menjualnya ke China.

Situasi ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh perusahaan teknologi global dalam menghadapi regulasi ekspor yang ketat dan permintaan pasar yang tinggi, serta dampaknya terhadap dinamika pasar dan hubungan internasional.