YouTube Dilarang untuk Remaja di Australia karena Konten Berbahaya

by -14 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Pemerintah Australia telah memperluas kebijakan pembatasan akses media sosial bagi remaja di bawah usia 16 tahun dengan memasukkan YouTube dalam daftar platform yang dilarang. Keputusan ini menandai perubahan signifikan dari kebijakan sebelumnya yang mengecualikan YouTube, mengingat platform tersebut dianggap lebih sebagai situs berbagi video dengan nilai edukatif ketimbang media sosial lainnya.

Langkah ini diambil setelah regulator digital nasional, eSafety Commissioner, mengungkapkan bahwa 37 persen anak berusia 10 hingga 15 tahun melaporkan terpapar konten berbahaya di YouTube. Angka ini menjadi yang tertinggi dibandingkan platform lain seperti TikTok, Facebook, dan Instagram.

Perdana Menteri Anthony Albanese menekankan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial dan mendorong perusahaan teknologi untuk lebih bertanggung jawab. Sebelumnya, YouTube dikecualikan dari larangan ini karena dianggap memiliki nilai edukatif dan populer di kalangan pendidik. Namun, dengan bukti peningkatan paparan konten berbahaya, pemerintah memutuskan untuk memasukkan YouTube dalam daftar platform yang dibatasi.

Meskipun YouTube berargumen bahwa mereka adalah platform berbagi video dan bukan media sosial, kritik muncul karena fitur interaktif dan rekomendasi berbasis algoritma yang mirip dengan platform lain yang telah dibatasi. Kebijakan ini, yang akan berlaku pada Desember 2025, mengharuskan platform untuk mengambil langkah-langkah yang wajar guna mencegah akses oleh pengguna di bawah 16 tahun, dengan potensi denda hingga A$49,5 juta bagi yang melanggar.

Selain itu, pemerintah Australia juga sedang mengeksplorasi teknologi verifikasi usia untuk memastikan implementasi kebijakan ini berjalan efektif. Meskipun anak-anak masih dapat mengakses konten YouTube, mereka tidak akan dapat membuat akun pribadi, sehingga membatasi paparan mereka terhadap konten yang dipersonalisasi.

Kebijakan ini mencerminkan upaya Australia untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif media sosial dan mendorong perusahaan teknologi untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola konten yang diakses oleh anak-anak.