Indonesia dihadapkan pada tantangan besar dalam pengembangan industri otomotifnya. Ada seruan bagi negara ini untuk tidak hanya berfungsi sebagai pasar untuk produk-produk mobil impor, melainkan untuk membangun dan memperkuat industri otomotif lokal. Hal ini disampaikan oleh Resha Kusuma Atmaja, General Manager Marketing Planning PT Toyota Astra-Motor. Menurutnya, jika Indonesia hanya berperan sebagai pasar yang dikuasai oleh produk impor, akan ada risiko signifikan yang harus dihadapi dalam jangka panjang.
Resha menegaskan perlunya Indonesia fokus pada produksi lokal. Proses produksi mobil di dalam negeri tidak hanya memberikan manfaat pada perekonomian, tetapi juga menyangkut aspek-aspek penting seperti riset dan pengembangan yang berlangsung di tanah air. Dengan adanya pusat R&D, baik sumber daya manusia maupun keterampilan kerja akan meningkat. Ini berarti bahwa industri lokal akan terus berkembang, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Risiko dari ketergantungan pada impor sangat nyata. Resha mengkhawatirkan bahwa jika berbagai komponen dan produk otomotif hanya diimpor dari luar negeri, industri otomotif di Indonesia akan berada dalam situasi yang sulit. Kemandekan dalam diversifikasi produk dan pengembangan teknologi otomotif bisa menjadi konsekuensi buruk yang mengancam keberlanjutan industri. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berimbas pada hilangnya banyak pekerjaan, terutama mengingat industri otomotif di Indonesia adalah sektor yang padat karya, yang melibatkan hampir 1,5 juta orang dari tier 1 hingga tier 3.
Sebagai salah satu produsen mobil terkemuka di dunia, PT Toyota Astra-Motor telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971. Selama lebih dari lima dekade, Toyota telah menginvestasikan sekitar Rp 100 triliun di tanah air, menunjukkan komitmen yang kuat untuk memajukan industri otomotif lokal. Dengan lebih dari 350 ribu karyawan, Toyota tidak hanya memproduksi mobil untuk pasar dalam negeri, tetapi juga mengekspor produk-produk buatan Indonesia ke lebih dari 100 negara. Rute ekspor Toyota meliputi kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Amerika Latin.
Sejak 1987 hingga Maret 2025, Toyota Indonesia telah mengapalkan sekitar 2,8 juta unit mobil ke seluruh dunia. Ambisi perusahaan ini tidak berhenti di situ; mereka menargetkan untuk mencapai angka ekspor kumulatif hingga 3 juta unit pada akhir tahun 2025. Pencapaian ekspor ini menjadi bukti nyata kapasitas produksi yang ada di Indonesia, serta kualitas produk yang dihasilkan.
Peran industri otomotif dalam perekonomian nasional sangat signifikan. Selain menciptakan lapangan kerja, industri ini juga berkontribusi pada perkembangan teknologi dan inovasi di dalam negeri. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi produk impor, tetapi juga menjadi pemain yang kompetitif di kancah global. Kemandirian dalam produksi otomotif menjadi tujuan yang harus dikejar, agar Indonesia tidak jatuh ke dalam ketergantungan ekonomi yang berisiko.
Persaingan global dalam industri otomotif semakin ketat. Negara-negara lain yang lebih maju dengan baik dalam penelitian dan pengembangan serta produksi lokal harus menjadi perhatian bagi Indonesia. Hal ini menuntut semua pemangku kepentingan—pemerintah, produsen, dan masyarakat—berkolaborasi secara lebih erat untuk memastikan bahwa industri otomotif di Indonesia dapat bertahan dan berkembang.
Dengan memahami pentingnya peran industri otomotif lokal, diperlukan langkah-langkah nyata untuk meningkatkan daya saing, inovasi, dan keberlanjutan. Inisiatif seperti pemberian insentif bagi produsen lokal, investasi dalam teknologi bersih, dan pelatihan sumber daya manusia dapat menjadi langkah awal yang baik. Semuanya bertujuan agar Indonesia tidak hanya menjadi tempat bagi produk asing, tetapi juga mampu menghasilkan mobil yang memiliki nilai tambah dan mampu bersaing di pasar internasional.
Dalam konteks ini, serta dengan komitmen pemangku kepentingan, harapan masa depan industri otomotif Indonesia bisa terwujud, menjadi lebih berdikari, inovatif, dan berdaya saing tinggi di kancah global. Ini adalah tantangan yang tidak bisa diabaikan jika kita ingin melihat industri otomotif Indonesia tumbuh semakin kuat dan berkelanjutan.