China Kembangkan Red Tourism, Tarik 3,478 Miliar Pengunjung dalam Dua Dekade

by -13 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Dalam dua dekade terakhir, pemerintah Tiongkok telah melakukan upaya besar untuk mempromosikan pariwisata terkait sejarah perjuangan Partai Komunis China, dikenal sebagai red tourism. Konsep ini merujuk pada warna merah yang menjadi simbol revolusi rakyat Tiongkok. Melalui gerakan ini, pemerintah menekankan pentingnya memperingati sejarah sebagai bagian dari kekayaan budaya dan daya tarik wisata.

Wilayah-wilayah yang menjadi saksi aksi militer, meski menyimpan kenangan traumatis, bertransformasi menjadi destinasi wisata yang tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga menyampaikan makna mendalam kepada pengunjung. Peluncuran resmi red tourism terjadi pada tahun 2004, saat pemerintah menjadikannya bagian integral dari rencana pariwisata nasional. Fokus perhatian utama adalah pada tema perang, terutama konflik yang terjadi antara Tiongkok dan Jepang selama delapan tahun dari 1937 hingga 1945.

Statistik terbaru menunjukkan bahwa red tourism telah mencatat lebih dari 3,478 miliar kunjungan pada tahun 2022, dengan pendapatan mencapai 929,5 miliar yuan. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat, baik lokal maupun internasional, terhadap sejarah perjuangan negara ini semakin meningkat.

Provinsi Shanxi, tempat ANTARA mengunjungi akhir Juli 2025, menjadi salah satu daerah terkemuka dalam red tourism. Provinsi ini tidak hanya terkenal sebagai salah satu medan perang historis, tetapi juga sebagai lokasi penting dalam perjuangan melawan invasi Jepang. Pertempuran Pingxingguan pada tahun 1937 dan “Serangan Seratus Resimen” pada tahun 1940 adalah dua peristiwa yang paling dikenal di kawasan ini.

Di antara berbagai destinasi yang bisa dikunjungi, Museum The Eight Route Army Taihang Memorial Hall dan Hundred Regiment Campaign Memorial Hall and Monument di kota Changzhi sangat menarik perhatian para wisatawan. Pengunjung dapat memasuki museum ini secara gratis dan berinteraksi dengan pemandu wisata berbasis kecerdasan buatan yang menyediakan informasi detail tentang sejarah militer Tiongkok. Keberadaan teknologi ini memudahkan pengunjung untuk lebih memahami konteks perjuangan yang terjadi pada masa itu.

Lebih menarik lagi, pengunjung dapat melakukan sesi foto dengan prajurit Tentara Rute Kedelapan. Melalui teknologi, foto pengunjung dapat digabungkan dengan gambar prajurit yang telah direstorasi, menciptakan sebuah kenangan personal yang menghadirkan suasana masa lalu ke dalam gambar modern. Dengan luas mencapai 14 ribu meter persegi, museum ini didedikasikan untuk mengenang Tentara Rute Kedelapan, yang berfungsi sebagai unit militer utama PKC selama kerja sama dengan Tentara Nasionalis dalam melawan Jepang.

Transformasi kawasan-kawasan bersejarah ini menjadi tujuan wisata menyiratkan kesadaran pemerintah akan pentingnya merawat lokasi-lokasi yang sarat dengan nilai sejarah. Red tourism bukan sekadar sarana rekreasi, tetapi juga merupakan alat edukasi bagi generasi muda untuk memahami perjalanan panjang bangsa dalam meraih kemerdekaan. Dengan pendekatan yang inovatif, pemerintah berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan, sekaligus memperkuat rasa nasionalisme di kalangan masyarakat.

Dalam konteks yang lebih luas, red tourism juga mencerminkan strategi Tiongkok dalam memperkuat posisi sebagai salah satu destinasi wisata dunia. Upaya ini jelas tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi daerah, tetapi juga mengajak masyarakat untuk merenungkan dan menghargai sejarah yang menempa identitas nasional Tiongkok. Dalam perjalanan melawan ingatan masa lalu, red tourism berhasil mendorong masyarakat untuk menyatukan nostalgia dengan harapan akan masa depan yang lebih baik, sambil tetap mengenangi perjuangan yang telah dilalui.

Dari negeri ke negeri, perjalanan menyusuri jejak sejarah menjadi pembelajaran yang tak ternilai. Bagi mereka yang ingin menggali lebih dalam tentang sejarah militer dan perjuangan Tiongkok, red tourism menawarkan lebih dari sekadar kunjungan; ia merupakan kesempatan untuk memahami dan menghargai sebuah perjalanan yang panjang dan penuh pengorbanan.