Samsung baru-baru ini merilis pembaruan One UI 8 yang berbasis Android 16, yang disambut dengan antusiasme tinggi oleh para penggemar teknologi. Namun, di balik fitur-fitur baru yang ditawarkan, terdapat perubahan signifikan yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas pengembang dan pengguna yang gemar melakukan kustomisasi perangkat.
Salah satu perubahan paling mencolok adalah penghapusan opsi “OEM Unlocking” dari menu pengaturan pengembang pada perangkat yang menjalankan One UI 8. Opsi ini sebelumnya memungkinkan pengguna untuk membuka kunci bootloader, yang merupakan langkah awal dalam proses rooting atau pemasangan custom ROM. Dengan hilangnya opsi ini, pengguna tidak lagi dapat melakukan modifikasi mendalam pada sistem operasi perangkat mereka.
Perubahan ini tidak hanya terbatas pada model tertentu atau wilayah geografis. Sebelumnya, pembatasan semacam ini hanya diterapkan pada model Samsung yang dijual di Amerika Serikat. Namun, dengan One UI 8, pembatasan ini tampaknya telah diterapkan secara global, termasuk pada model Galaxy Z Fold 7 dan Galaxy Z Flip 7 yang baru diluncurkan, serta pada versi beta dari Galaxy S25. Hal ini menunjukkan bahwa Samsung berupaya memperketat kontrol terhadap modifikasi perangkat oleh pengguna.
Para pengembang dan pengguna yang terbiasa melakukan kustomisasi perangkat mereka merasa kecewa dengan langkah ini. Mereka berpendapat bahwa kemampuan untuk membuka kunci bootloader dan melakukan modifikasi sistem adalah bagian penting dari pengalaman Android yang sesungguhnya. Tanpa kemampuan ini, mereka merasa kebebasan dalam menyesuaikan perangkat menjadi terbatas.
Menanggapi keluhan ini, Samsung telah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi rencana untuk merilis pembaruan One UI 8.5. Pembaruan ini diharapkan akan membawa sejumlah fitur baru dan perbaikan, termasuk kemungkinan pengembalian opsi “OEM Unlocking” yang telah dihapus. Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi mengenai apakah fitur tersebut akan benar-benar dikembalikan dalam pembaruan mendatang.
Bagi pengguna yang sangat bergantung pada kemampuan untuk membuka kunci bootloader dan melakukan modifikasi sistem, situasi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai masa depan kustomisasi perangkat Samsung. Mereka berharap Samsung akan mempertimbangkan kembali kebijakan ini dan memberikan opsi bagi pengguna yang ingin melakukan modifikasi pada perangkat mereka.
Sementara itu, bagi pengguna biasa yang tidak tertarik melakukan modifikasi mendalam pada perangkat mereka, perubahan ini mungkin tidak terlalu berdampak. Namun, penting untuk dicatat bahwa keputusan Samsung ini mencerminkan tren industri yang lebih luas mengenai kontrol terhadap perangkat dan pembatasan modifikasi oleh pengguna.
Dengan semakin ketatnya kontrol terhadap perangkat, pengguna dihadapkan pada pilihan antara menerima pembatasan yang diterapkan oleh produsen atau mencari alternatif lain yang menawarkan kebebasan lebih dalam hal kustomisasi. Sampai ada kejelasan lebih lanjut mengenai pembaruan One UI 8.5 dan kebijakan Samsung terkait modifikasi perangkat, pengguna disarankan untuk mengikuti perkembangan terbaru dan mempertimbangkan kebutuhan serta preferensi mereka dalam memilih perangkat yang sesuai.