ABK Terluka Parah Usai Ditikam Rekan Kerja di Pelabuhan Muara Baru

by -17 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Di Dermaga Barat Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, sebuah insiden tragis terjadi yang melibatkan penusukan seorang pria berinsial Gosim oleh rekannya yang bernama Febri Akhsanidhom. Peristiwa ini terekam dalam kamera pengintai dan menggambarkan momen dramatis di mana Gosim terjatuh ke dalam laut setelah ditikam oleh pelaku.

Berdasarkan rekaman tersebut, terlihat bahwa konflik antara keduanya bermula dari sebuah perdebatan. Menurut keterangan yang disampaikan oleh AKP I Gusti Ngurah Putu Krisnha Narayana, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, cekcok mulut ini terjadi karena keduanya berada di bawah pengaruh minuman beralkohol. Dalam suasana tersebut, kosakata yang diucapkan Gosim membuat Febri merasa tersinggung, yang kemudian memicu kemarahan mendalam. Dalam keputusasaannya, Febri mengambil pisau dan menusukkan benda tajam itu ke bagian perut Gosim.

Insiden tersebut menciptakan kekacauan di sekitar dermaga, dengan saksi-saksi melaporkan situasi menjadi tegang ketika mendengar teriakan dan melihat perkelahian yang berlangsung. Setelah ditikam, Gosim kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke perairan di sekitarnya dalam kondisi yang terluka parah. Kejadian ini bukan hanya meninggalkan dampak fisik pada korban, tetapi juga emosional bagi banyak orang yang menyaksikan pertikaian tersebut.

Febri dan Gosim dikenal saling mengenal selama tiga bulan terakhir karena mereka berdua bekerja sebagai anak buah kapal di KM Margo Asih IX. Pada malam kejadian, mereka berempat, bersama dua ABK lainnya, menghabiskan waktu di atas kapal dengan menikmati minuman keras. Kehangatan yang biasanya muncul dalam momen sosial semacam itu justru berbalik menjadi tragedi. Minuman yang seharusnya menciptakan suasana bersahabat justru berfungsi sebagai pemicu konflik, yang berujung pada kekerasan.

Dalam penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, rekaman CCTV memberikan gambaran jelas tentang peristiwa tersebut, membantu mengungkap kronologi kejadian. Pihak berwajib pun segera melakukan tindakan untuk menangkap Febri, yang setelah kejadian itu berusaha melarikan diri. Penangkapan dilakukan tak lama setelah insiden berlangsung, memastikan pelaku tidak dapat menghilangkan jejak atau mengganggu proses hukum selanjutnya.

Gosim, di sisi lain, dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam keadaan kritis. Kondisinya menjadi perhatian besar, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga rekan-rekan seprofesinya yang khawatir akan kesehatannya. Cerita ini menjadi pengingat pahit tentang bagaimana momen berbahaya bisa muncul dari situasi yang tampak sepele, serta dampak parah yang bisa ditimbulkan dari tindakan impulsif di bawah pengaruh alkohol.

Kasat Reskrim melanjutkan untuk menjelaskan bahwa insiden semacam ini patut menjadi peringatan bagi siapa saja, terutama mereka yang bekerja di lingkungan dekat air. Konsumsi alkohol, meskipun umum dalam konteks tertentu, bisa membuahkan konsekuensi berbahaya dan berujung pada tragedi. Masyarakat pun diingatkan akan pentingnya menjaga emosi dan situasi saat berkumpul dalam suasana santai, agar tragedi semacam ini tidak terulang kembali.

Kejadian tragis ini menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat sekitar, serta membuka diskusi luas mengenai keselamatan dan kesehatan mental di lingkungan kerja, khususnya di sektor pelayaran. Ini bukan hanya tentang hukum dan keadilan, tetapi juga tentang mendukung sesama rekan kerja untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan saling menghormati. Suasana industri yang terkadang berisiko tinggi perlu diimbangi dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan pengendalian diri yang lebih baik di antara para pekerja.