India Belum Ada Pembicaraan Resmi Pembelian Jet F-35 dari AS Amid Tarif Baru Trump

by -14 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Pada Jumat, 1 Agustus, Kementerian Luar Negeri India mengonfirmasi bahwa hingga saat ini, tidak ada pembicaraan resmi yang dilakukan dengan Amerika Serikat terkait pembelian jet tempur F-35. Pernyataan ini datang tepat di tengah ketegangan perdagangan antara kedua negara, yang semakin memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, memutuskan untuk menerapkan tarif baru sebesar 25 persen ditambah sanksi tambahan terhadap ekspor India. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada hari yang sama, menciptakan kekhawatiran di kalangan pengusaha dan pemerintah di New Delhi.

Menanggapi pertanyaan yang diajukan di parlemen, kementerian tersebut menjelaskan bahwa meskipun telah ada kesepakatan sebelumnya antara Perdana Menteri Narendra Modi dan Trump untuk meninjau kebijakan AS mengenai platform pertahanan canggih, pembicaraan resmi terkait F-35 belum pernah dilakukan. Menurut kementerian, kedua belah pihak memang telah menyebutkan kemungkinan peninjauan kebijakan mengenai pengadaan pesawat tempur generasi kelima dan sistem bawah laut untuk India, namun hingga kini, pembicaraan konkret belum terlaksana.

Klarifikasi ini muncul setelah sejumlah laporan di media mengindikasikan bahwa India mempertimbangkan untuk menangguhkan rencana pembelian baru dari AS, termasuk pesawat tempur siluman generasi kelima tersebut. Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa India lebih fokus pada peningkatan impor produk lain dari AS seperti gas alam, peralatan komunikasi, dan emas.

Pertemuan antara Modi dan Trump di awal tahun ini menghasilkan diskusi yang hangat, di mana Trump dikabarkan menawarkan penjualan F-35 kepada New Delhi. Namun, fokus pemerintahan Modi tampaknya lebih mengarah pada kerja sama dalam desain dan produksi sistem pertahanan dalam negeri, serta pengembangan industri pertahanan sendiri, daripada membeli produk jadi yang biasanya memiliki harga yang lebih tinggi. Kebijakan tarif yang diumumkan oleh Trump diketahui bertujuan untuk menanggapi apa yang dia sebut sebagai praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan India, sekaligus menyoroti hubungan India dengan Rusia dalam sektor energi dan pertahanan.

Menyikapi keputusan AS tersebut, New Delhi berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam upaya melindungi kepentingan nasionalnya. Kementerian Perdagangan dan Industri India menyampaikan bahwa kedua pemerintah masih melakukan diskusi untuk menuntaskan kesepakatan dagang yang adil dan saling menguntungkan.

Dalam konteks hubungan dagang bilateral antara India dan AS, data terbaru menunjukkan bahwa nilai perdagangan antara kedua negara mencapai sekitar 129 miliar dolar AS pada tahun 2024. Namun, ada defisit perdagangan sebesar 45,7 miliar dolar AS yang dicatat oleh AS terhadap India. Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan dan ketegangan, tetap ada potensi besar untuk kerjasama di berbagai sektor.

Ketidakpastian di pasar dan kebijakan tarif yang diambil AS dapat memengaruhi cara India merespons dan merancang kebijakan pertahanan serta ekonomi ke depannya. Fokus terhadap pengembangan kapasitas produksi dalam negeri mungkin menjadi strategi yang lebih diutamakan oleh pemerintahan Modi, guna mengurangi ketergantungan pada impor dan sekaligus memajukan industri pertahanan nasional.

Menghadapi tantangan ini, respons yang cermat dari pemerintah India sangat diperlukan untuk memastikan hubungan yang konstruktif dengan AS, serta untuk melindungi kepentingan ekonomi dan strategis nasional. Terlebih, dengan perkembangan global yang dinamis dan saling terkait, transparansi dan ketegasan dalam bernegosiasi menjadi kunci dalam menghadapi berbagai isu yang dihadapi oleh kedua negara.