Peringatan Palestina atas Rencana Penyerbuan Massal ke Masjid Al-Aqsa oleh Pemukim Israel

by -14 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Kementerian Luar Negeri Palestina baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang mengingatkan tentang rencana kelompok pemukim ilegal Israel untuk melakukan penyerbuan massal ke kompleks Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur yang sedang diduduki. Rencana tersebut dijadwalkan berlangsung pada hari Minggu, yang bertepatan dengan peringatan Tisha B’Av, sebuah hari berkabung dalam tradisi Yahudi yang menyiratkan penghancuran Kuil Pertama dan Kedua.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam tindakan provokatif dan persiapan yang dilakukan oleh pemukim, menekankan bahwa aksi ini mencerminkan komitmen Israel untuk berusaha menguasai Masjid Al-Aqsa dan memperkuat kontrolnya atas situs-situs suci. Kementerian tersebut menuduh Israel menjadikan perayaan keagamaan sebagai alat untuk mendukung agenda kolonial dan ekspansif, serta mengubah status quo historis dan hukum dari situs-situs yang dihormati oleh umat Muslim dan Kristen.

Lebih lanjut, kementerian tersebut mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan tegas dalam melindungi hak-hak rakyat Palestina, terutama yang berkaitan dengan Yerusalem dan tempat-tempat sucinya. Pemerintah Provinsi Yerusalem juga turut memberikan peringatan tentang potensi eskalasi yang berbahaya, dengan menegaskan bahwa rencana penyerbuan ini bukan sekadar peristiwa keagamaan yang terpisah, melainkan merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk meruntuhkan status hukum dan sejarah Al-Aqsa serta memperkenalkan kedaulatan Israel di wilayah tersebut.

Kelompok-kelompok ekstremis yang mendukung pendirian Kuil kembali terus mengadvokasi penyerbuan ke kompleks Al-Aqsa setiap tahun, dengan terang-terangan menantang kesucian yang dijunjung tinggi masjid tersebut. Seruan untuk penyerbuan tahun ini muncul dalam konteks meningkatnya penghasutan, yang diperburuk setelah Kepala Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, memberikan perintah kepada polisi untuk mengizinkan pemukim ilegal bernyanyi dan menari di dalam kompleks masjid.

Manajemen Islamic Waqf, yang bertanggung jawab atas pengelolaan kompleks Al-Aqsa, mengungkapkan adanya lonjakan pelanggaran yang terjadi sejak Ben-Gvir menjabat pada akhir 2022. Situasi di Tepi Barat semakin memprihatinkan, terutama setelah dimulainya konflik yang berujung pada serangan brutal Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Laporan terbaru menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa dan sekitar 7.000 lainnya terluka akibat tindakan agresi yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal.

Dalam perkembangan lainnya, Mahkamah Internasional mengeluarkan putusan bersejarah pada Juli 2024, yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal. Pengadilan juga menyerukan untuk evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, menunjukkan dukungan internasional terhadap hak-hak Palestina.

Sebagai respon terhadap situasi yang semakin memburuk, masyarakat Palestina berharap adanya tindakan nyata dari komunitas global. Mereka meminta agar perlindungan terhadap hak dan kebebasan beribadah dijamin, serta penghormatan terhadap situs-situs suci yang merupakan bagian integral dari identitas dan budaya mereka. Dalam konteks yang sangat turbulen ini, hubungan antara Israel dan Palestina terus memasuki fase yang penuh ketegangan, menuntut perhatian dan solusi yang mendesak dari dunia internasional.