Mitsubishi Soroti Tantangan Distribusi BBM Euro 4 di Wilayah Rural

by -12 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Di tengah upaya penerapan standar emisi Euro 4, sektor kendaraan niaga di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu pabrikan yang berkomitmen mengeluarkan produk dengan standar ini adalah Mitsubishi, yang memasarkan kendaraan komersial ringan dengan misi mencapai emisi lebih rendah. Namun, menurut Kazuto Azuma, Direktur Divisi After Sales PT MMKSI, distribusi bahan bakar diesel berstandar Euro 4 di berbagai wilayah belum merata, terutama di daerah rural atau pedesaan.

Azuma mengungkapkan kesulitan yang dihadapi konsumen di daerah rural untuk mendapatkan bahan bakar diesel Euro 4. Di perkotaan, meskipun akses ke bahan bakar tersebut lebih baik, infrastruktur yang memadai di daerah pedesaan masih kurang. Ini menjadi perhatian utama bagi perusahaan, mengingat bahwa ketiadaan bahan bakar yang sesuai dapat menghambat pemakaian kendaraan-kendaraan dengan standar Euro 4 tersebut. Azuma menekankan pentingnya dialog dengan Pemerintah guna memastikan ketersediaan bahan bakar ini agar konsumen dapat menggunakan aroma energi yang tepat sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Standar emisi Euro 4 diimplementasikan di Indonesia sejak 12 April 2022 sebagai bagian dari Rencana Umum Energi Nasional yang tertuang dalam dokumen resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Indonesia menjadi salah satu negara yang paling lambat dalam penerapan regulasi ini, jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand, Singapura, dan Filipina, yang telah lebih awal mengadopsi standar serupa. Dalam hal ini, Pertamina telah menyediakan jenis bahan bakar diesel berstandar Euro 4 yaitu Dexlite dan Pertamina Dex, yang memiliki Cetane Number lebih tinggi dibandingkan Bio Solar. Dexlite, misalnya, memiliki CN 51, sementara Pertamina Dex memiliki CN 53, yang menjadikannya lebih efisien untuk digunakan pada mesin diesel baru.

Sejak Oktober 2018, standar Euro 4 telah berlaku untuk kendaraan bensin, sementara penerapan untuk kendaraan diesel semula direncanakan pada April 2021, namun harus ditunda karena meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia. Penundaan ini mengindikasikan kekhawatiran pemerintah terhadap dampak kemampuan masyarakat dalam mengakses bahan bakar yang lebih ramah lingkungan di tengah situasi yang tidak menentu.

Kendaraan seperti L300 dari Mitsubishi telah berstandar Euro 4 sejak 2022 dan menjadi pilihan utama di daerah-daerah yang memiliki kegiatan niaga kecil hingga menengah. Transportasi ini sangat dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian lokal. Di samping itu, Mitsubishi juga meluncurkan kampanye pemeriksaan untuk L300 yang diproduksi antara Juni 2022 dan Januari 2024, melibatkan total 30.823 unit. Kampanye ini bertujuan melakukan pengecekan terhadap komponen kunci seperti konektor rail pressure dan software ECU, serta penggantian saringan bahan bakar.

Azuma menjelaskan bahwa kerusakan yang ditemukan pada sebagian unit diakibatkan oleh dua faktor utama: masalah pada kinerja waterproof di bagian konektor di engine control harness dan kerusakan injector akibat penggunaan bahan bakar yang terkontaminasi, sering kali disebabkan oleh saringan bahan bakar tiruan yang digunakan oleh pemilik. Temuan kerusakan pertama kali muncul di luar pulau Jawa, diantaranya Pekanbaru.

Terkait mengenai kualitas bahan bakar dan potensi kerusakan, Azuma menegaskan bahwa masalah tidak hanya terfokus pada distribusi Euro 4 yang tidak merata, meskipun hal tersebut merupakan salah satu faktor. Dalam rangka mengatasi masalah ini, ia menyarankan kepada konsumen untuk secara rutin melakukan penggantian saringan di diler resmi guna mencegah kerusakan tambahan, terutama bagi kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan sehari-hari.

Mitsubishi juga berkomitmen untuk memberikan 10 saringan bahan bakar original secara gratis kepada konsumen yang mengikuti program kampanye pemeriksaan ini. Saringan tersebut akan diberikan sesuai dengan jadwal perawatan berkala dan tidak secara langsung, melainkan dicatat di diler agar konsumen dapat mendapatkan kuota sesuai kebutuhan mereka.

Penerapan standar Euro 4 memberikan harapan akan kehadiran kendaraan yang lebih bersih, namun ketersediaan infrastruktur dan distribusi bahan bakar yang mandiri menjadi syarat mutlak untuk memastikan keberhasilan inisiatif tersebut. Hanya dengan kerjasama antara pemerintah, produsen, dan masyarakat, tujuan penggunaan energi yang lebih efisien serta ramah lingkungan dapat tercapai. Dengan langkah tersebut, diharapkan Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dalam hal penerapan regulasi emisi untuk masa depan yang lebih cerah.