Mendikdasmen Imbau Orang Tua Waspadai Konten Kekerasan dalam Permainan Roblox

by -14 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Pada Senin, 4 Agustus 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, mengeluarkan pernyataan penting mengenai dampak permainan digital Roblox terhadap anak-anak. Dalam acara peluncuran program Cek Kesehatan Gratis di SDN Cideng 02, Jakarta Pusat, beliau menekankan pentingnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas digital anak-anak.

Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa anak-anak, terutama yang berada pada tahap perkembangan psikologis, seringkali kesulitan membedakan antara realitas dan fiksi. Hal ini membuat mereka rentan meniru adegan-adegan dalam permainan, termasuk aksi kekerasan yang sering muncul dalam Roblox. “Kadang-kadang mereka meniru apa yang mereka lihat, sehingga praktik kekerasan yang ada di berbagai game itu bisa memicu kekerasan dalam kehidupan sehari-hari anak,” ujar Abdul Mu’ti.

Lebih lanjut, beliau menyoroti bahwa ketidakmampuan anak-anak dalam membedakan antara dunia nyata dan dunia maya dapat berisiko meniru perilaku yang tidak pantas. Sebagai contoh, tindakan membanting karakter dalam game yang mungkin dianggap wajar dalam konteks permainan, namun dapat menjadi masalah serius jika dilakukan dalam kehidupan nyata.

Selain itu, Abdul Mu’ti juga menyoroti isu-isu lain yang terkait dengan permainan digital, seperti perundungan siber, potensi interaksi dengan predator anak, dan risiko pembelanjaan tanpa izin oleh anak-anak yang belum memahami transaksi digital. “Kami melihat adanya tren peningkatan kasus perundungan dan kecemasan pada anak-anak yang terlalu sering terpapar dunia digital tanpa pengawasan,” tambahnya.

Meskipun tidak ada larangan resmi dari pemerintah, imbauan ini menjadi peringatan penting di tengah meningkatnya penggunaan gawai dan akses internet oleh anak-anak. Abdul Mu’ti menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak mereka. Ia mengajak orang tua untuk lebih proaktif dalam mendampingi anak saat menggunakan teknologi, termasuk membatasi waktu bermain game dan memilih konten yang sesuai dengan usia serta mendidik.

“Kami tidak melarang secara mutlak, tapi mengingatkan. Pilihkan konten yang aman dan sesuai usia. Jangan biarkan anak menjelajah internet sendirian,” tegasnya. Beliau juga menekankan pentingnya pengawasan digital dalam pola asuh anak, bukan hanya membatasi akses, tetapi juga mendampingi dan memberi edukasi yang sesuai.

Pernyataan ini sejalan dengan kebijakan perlindungan anak berbasis digital, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Perlindungan Anak dalam Sistem Elektronik. Regulasi ini menekankan pentingnya perlindungan anak dari konten berbahaya di dunia maya.

Dengan meningkatnya paparan anak-anak terhadap dunia digital, peran orang tua menjadi semakin krusial dalam memastikan bahwa anak-anak mereka terlindungi dari dampak negatif teknologi. Melalui pengawasan yang tepat, diharapkan anak-anak dapat memanfaatkan teknologi secara positif dan sehat, serta terhindar dari risiko yang dapat mengganggu perkembangan psikologis dan sosial mereka.