Kedutaan Besar Palestina di Jakarta baru-baru ini menegaskan peran penting Mesir dan Yordania sebagai pintu gerbang bagi upaya kemanusiaan internasional di tengah konflik yang berkepanjangan di wilayah Gaza. Dalam sebuah pernyataan resmi, Kedubes Palestina menjelaskan bahwa kedua negara tersebut menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap tanggung jawab mereka sebagai saudara bagi rakyat Palestina yang saat ini hidup di bawah pendudukan. Pernyataan ini disampaikan dalam konteks meningkatnya ketegangan dan dampak kemanusiaan yang dihadapi oleh masyarakat di Gaza.
Kedutaan Palestina menyoroti upaya yang dilakukan oleh Mesir dan Yordania untuk membuka blokade yang selama ini menghambat akses ke daerah yang menjadi pusat konflik. Meskipun tantangan yang dihadapi sangat besar, kedua negara ini terus berupaya menggunakan segala sumber daya dan cara yang ada untuk meringankan dampak dari pengepungan yang berlangsung. Dalam laporan tersebut, Kedubes mengingatkan bahwa Israel bertanggung jawab sepenuhnya atas situasi ini, terutama terkait dengan penutupan perbatasan dan pemblokiran bantuan kemanusiaan yang seharusnya dapat menjangkau rakyat Palestina yang terjebak dalam kondisi sulit di Gaza.
Lebih lanjut, Kedutaan Palestina menegaskan bahwa segala tindakan kekerasan yang terjadi di wilayah Gaza merupakan pelanggaran hukum internasional yang serius. Mereka mengklaim bahwa Israel secara sengaja melanggar hukum humaniter internasional, yang seharusnya melindungi warga sipil dalam konflik bersenjata. Dalam konteks ini, Kedubes Palestina menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada negara-negara Arab dan negara lainnya di seluruh dunia yang terus menunjukkan solidaritas dan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Bukan hanya itu, pernyataan ini hadir bersamaan dengan insiden yang menimpa ribuan aktivis kemanusiaan dari berbagai negara yang berusaha mengikuti aksi damai bertajuk “Global March to Gaza.” Pada bulan Juni 2025, banyak dari mereka terhalang oleh pemerintah Mesir saat berusaha menuju perbatasan Rafah. Aksi ini dimaksudkan untuk menerobos blokade Israel agar bantuan kemanusiaan dapat segera masuk dan menjangkau mereka yang membutuhkan. Di antara para aktivis tersebut, terdapat sepuluh orang Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam gerakan kemanusiaan ini.
Kementerian Luar Negeri Mesir dalam tanggapannya mengungkapkan bahwa segala bentuk kunjungan ke perbatasan Rafah akan selalu memerlukan koordinasi yang erat dengan Kedutaan Besar Mesir, baik di dalam negeri maupun di negara lain. Ini dilakukan sebagai langkah antisipatif mengingat situasi keamanan yang belum sepenuhnya stabil di Semenanjung Sinai. Kekhawatiran ini lestari seiring dengan meningkatnya ketegangan di daerah perbatasan, yang berpotensi menimbulkan konsekuensi lebih lanjut terhadap para aktivis dan masyarakat sipil yang terlibat dalam upaya kemanusiaan.
Selama ini, Mesir dan Yordania telah menunjukkan dedikasi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan yang ada, dan terus berkomitmen untuk memastikan bahwa rakyat Palestina tidak seharusnya dibiarkan dalam kesulitan. Dalam keterangan persnya, Kedubes Palestina menggarisbawahi pentingnya kolaborasi internasional untuk memberikan dukungan kepada mereka yang terjebak dalam konflik. Mereka juga mendorong komunitas internasional untuk terus mengawasi dan menanggapi tindakan yang diambil oleh Israel, yang terus dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.
Kekhawatiran akan masa depan rakyat Palestina di Gaza tetap menjadi perhatian utama dalam agenda kemanusiaan global. Ketidakadilan dan penderitaan yang dirasakan oleh mereka semakin menggarisbawahi pentingnya upaya bersatu dari negara-negara bersahabat untuk mendukung perjuangan mereka. Dampak dari konflik ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Palestina, tetapi menciptakan ketegangan regional yang lebih luas, yang memerlukan perhatian dan tindakan bersama dari komunitas internasional.
Oleh karena itu, semua pihak diharapkan dapat terus berupaya mendukung upaya kemanusiaan ini, serta memberikan perhatian yang lebih besar terhadap situasi yang penuh tantangan di wilayah tersebut. Solidaritas dan komitmen dari negara-negara di seluruh dunia sangat penting dalam membantu mengatasi crisis kemanusiaan yang tengah berlangsung dan memastikan bahwa hak-hak rakyat Palestina dapat terlindungi. Dalam konteks ini, Kedutaan Besar Palestina berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan semua pihak demi mewujudkan keadilan dan perdamaian di tanah yang mereka cintai.