Negara-Negara Blokir Roblox: Perlindungan Anak Jadi Alasan Utama

by -13 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Roblox, salah satu platform game online terpopuler di dunia, mengalami nasib kurang beruntung di beberapa negara, di mana pemerintah setempat mengambil keputusan untuk memblokir atau melarang akses ke platform tersebut. Keputusan ini sering kali didasarkan pada kekhawatiran akan keamanan, perlindungan anak, dan potensi penyalahgunaan. Di antara negara-negara yang telah mengambil langkah ini adalah Turki, Guatemala, Yordania, China, Korea Utara, dan Oman.

Di Turki, pemblokiran Roblox diambil keputusan oleh pemerintah setelah adanya pengaduan mengenai konten yang berpotensi membahayakan anak-anak. Menteri Kehakiman Turki mengungkapkan bahwa negara harus mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi generasi mudanya. Tindakan ini muncul setelah keputusan pengadilan di Provinsi Adana yang menyetujui larangan akses untuk menghentikan konten yang dianggap berbahaya. Penyelidikan pihak jaksa mengungkap kekhawatiran yang lebih besar mengenai risiko pelecehan anak yang berkaitan dengan interaksi di dalam game.

Guatemala juga mengikuti jejak Turki, dengan melarang akses ke Roblox demi keamanan siber. Pemerintah setempat mengungkapkan keprihatinan mengenai potensi eksploitasi, pencurian identitas, dan penipuan finansial yang dapat terjadi pada anak-anak dan remaja yang bermain di platform tersebut. Langkah ini diambil untuk melindungi generasi muda dari ancaman yang lebih luas di dunia maya yang dapat mengancam keselamatan mereka.

Selanjutnya, Yordania telah memblokir Roblox sejak tahun 2018, dengan alasan menjaga ketertiban sosial dan keamanan. Meskipun pemerintah tidak selalu memaparkan alasan lengkapnya, banyak yang percaya bahwa ketakutan akan konten eksplisit dan interaksi yang tidak pantas dengan pengguna lain menjadi faktor utama di balik keputusan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap dampak sosial dari penggunaan platform digital sudah menjadi sorotan di negara ini.

China, di sisi lain, memiliki kisah yang sedikit berbeda. Meskipun Roblox sempat memasuki pasar Tiongkok melalui kolaborasi dengan perusahaan lokal pada tahun 2019, keberadaannya tidak bertahan lama. Setelah beberapa bulan, platform ini ditarik dari App Store dan Play Store akibat regulasi yang ketat dan adanya kekhawatiran pemerintah soal “infiltrasi budaya”. Konten yang dianggap merusak citra negara memicu keputusan untuk menghentikan akses, sehingga saat ini pengguna di Tiongkok daratan harus menggunakan VPN untuk dapat bermain Roblox.

Korea Utara, yang dikenal dengan kontrol ketat terhadap informasi dan budaya asing, juga melarang akses ke Roblox. Pemerintah di negara ini tidak pernah mengizinkan platform internasional untuk beroperasi, guna mencegah pengaruh negatif dari pemikiran dan nilai ideologi luar. Dengan besarnya perhatian pemerintah terhadap kontrol informasi digital, pemblokiran ini mencerminkan kebijakan nasional yang lebih luas untuk menjaga stabilitas ideologis.

Oman merupakan negara lain yang memutuskan untuk memblokir Roblox, dengan keputusan yang diambil pada tahun 2025. Otoritas pengatur telekomunikasi menyatakan bahwa platform ini mengandung konten kekerasan serta interaksi tidak pantas. Selain itu, kekhawatiran meningkat ketika sejumlah orang tua melaporkan bahwa anak-anak mereka menghabiskan uang untuk membeli mata uang virtual, Robux, tanpa sepengetahuan atau izin. Kebijakan ini diambil sebagai langkah proaktif untuk menjaga kesejahteraan anak-anak di negara tersebut.

Melihat kenyataan ini, jelas bahwa pemerintah di berbagai negara mulai memperhatikan dampak negatif dari platform digital terhadap generasi muda. Di satu sisi, inovasi dan perkembangan teknologi memberikan banyak peluang, tetapi di sisi lain, pemerintah merasa perlu untuk melindungi anak-anak dari potensi risiko yang ada. Kebijakan yang diambil untuk memblokir Roblox mencerminkan upaya serius dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi anak-anak dan remaja.