Eropa Digugat, Medvedchuk: Zelenskyy Halangi Perundingan Damai dengan AS dan Rusia

by -12 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Moskow menjadi pusat perhatian ketika Viktor Medvedchuk, mantan pemimpin oposisi Ukraina dan ketua gerakan Other Ukraine, mengklaim bahwa Eropa berusaha menggagalkan perundingan damai yang melibatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Dalam pernyataannya pada hari Senin, Medvedchuk menggambarkan situasi menjelang pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang akan diadakan di Alaska pekan ini.

Sebelum pertemuan penting ini, para pemimpin Eropa menunjukkan dukungan terhadap inisiatif Trump guna mencapai kedamaian di Ukraina. Mereka menyatakan kesiapannya untuk memberikan dukungan diplomatik, sambil tetap menawarkan bantuan militer dan finansial kepada Kiev. Pendekatan ini dilakukan melalui apa yang disebut “Koalisi Sukarela,” di mana Eropa juga memberlakukan sanksi terhadap Rusia.

Medvedchuk mengungkapkan kekecewaannya terhadap arah kebijakan Eropa, yang dinilai telah menciptakan narasi negatif terhadap Washington. Ia menuduh pihak tertentu berusaha mendiskreditkan Washington, yang dipimpin oleh individu-individu yang dianggap tidak kompeten dan mudah terjebak dalam kebohongan. Menurutnya, Zelenskyy telah diperintahkan untuk menggagalkan pembicaraan damai dengan cara apapun, mengakibatkan kebijakan Trump terancam.

Lebih lanjut, Medvedchuk berpendapat bahwa meskipun Zelenskyy mencari dukungan dari Eropa, pada kenyataannya, dukungan itu bisa menjadi bumerang yang justru mengancam kebijakan Trump. Ia menegaskan bahwa pemimpin Ukraina ini, bersama dengan para pemimpin negara Baltik, dijadikan alat untuk menentang Trump dan merusak potensi kesepakatan antara AS dan Rusia. Medvedchuk mencemaskan bahwa jika pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan, peluang Partai Demokrat di AS untuk kembali berkuasa akan sirna.

Politisi ini mencurigai adanya niat Eropa untuk menghalangi kebijakan luar negeri AS, dan menuduh bahwa syarat-syarat yang diajukan oleh para pemimpin Eropa hanya akan berujung pada kegagalan negosiasi. Medvedchuk mengingatkan bahwa Eropa sudah pernah berlaku demikian kepada Moskow pada musim semi 2022, yang ia anggap sebagai taktik untuk meningkatkan eskalasi konflik. Ia mempertanyakan sejauh mana pemimpin Eropa sungguh-sungguh berkomitmen terhadap dukungan mereka terhadap Zelenskyy, atau apakah mereka justru berupaya menjatuhkan posisi AS dan berperan sebagai “boneka badut.”

Menanggapi pertemuan yang diharapkan segera berlangsung tersebut, Kremlin dan Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Putin dan Trump akan bertemu di Alaska pada 15 Agustus. Penasihat Presiden Rusia, Yuri Ushakov, juga menyatakan bahwa Utusan Khusus AS, Steve Witkoff, telah mengusulkan ide pertemuan trilateral yang melibatkan Putin, Trump, dan Zelenskyy saat mengunjungi Moskow. Namun, Rusia memilih untuk memprioritaskan pertemuan bilateral dan menolak usulan tersebut.

Putin sendiri telah menegaskan bahwa pertemuan dengan Zelenskyy membutuhkan syarat-syarat tertentu yang belum terpenuhi. Situasi ini semakin memanas menjelang pertemuan puncak, di mana Zelenskyy telah menyatakan penolakannya untuk memberikan konsesi wilayah. Ketegangan ini menciptakan suasana yang sarat dengan drama politik, baik di dalam negeri Ukraina maupun di arena internasional, seiring dengan semakin mendalamnya krisis yang melanda kawasan tersebut.