Jumlah Kematian Akibat Malnutrisi di Gaza Mencapai 235 Orang, Termasuk 106 Anak

by -11 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Moskow – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memprihatinkan, dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa jumlah kematian akibat malnutrisi terus meningkat. Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan setempat, total kematian yang diakibatkan oleh kelaparan dan kekurangan gizi kini mencapai 235 jiwa, di mana 106 di antaranya adalah anak-anak. Dalam sepekan terakhir saja, terdapat delapan kematian baru yang tercatat, termasuk tiga anak.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa sejak awal tahun 2025, sebanyak 181 nyawa telah melayang karena kelaparan, ditambah empat orang yang meninggal dunia pada tahun sebelumnya. Kondisi ini menjadi semakin kritis di tengah pengepungan yang berlangsung lama, yang menghambat akses bantuan dan pengiriman makanan ke wilayah tersebut.

Volker Turk, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai situasi di Gaza. Turk menyatakan bahwa tindakan Israel yang membatasi akses makanan bagi warga sipil dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia menggambarkan kondisi penduduk yang mengalami kelaparan sebagai “menyayat hati” dan sulit untuk diterima. Penegak hukum internasional telah menyoroti betapa mendesaknya situasi ini, dengan ratusan ribu orang menghadapi ancaman kelaparan yang semakin nyata setiap harinya.

Sementara serangkaian pengiriman bantuan kemanusiaan telah dilakukan antara 27 Juli dan 10 Agustus, jumlah truk yang diizinkan masuk ke Gaza hanya sekitar 1.334 truk. Upaya ini hanya mampu memenuhi kurang dari 14 persen dari total kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh penduduk setempat. Dalam keadaan ideal, para otoritas lokal memperkirakan bahwa setidaknya 600 truk per hari perlu diizinkan untuk masuk agar bisa memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan dengan memadai.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar dari bantuan yang dikirimkan sering kali dijarah, dan ini terjadi dengan persetujuan militer Israel. Situasi ini memperparah kekurangan yang dirasakan oleh penduduk, yang semakin terpuruk dalam kondisi sulit. Dengan sumber daya yang sangat terbatas, banyak orang, terutama anak-anak, yang terpaksa menderita akibat kekurangan gizi.

Krisis ini tidak hanya disebabkan oleh blokade, tetapi juga oleh konflik berkepanjangan di kawasan tersebut. Keluarga-keluarga terpaksa menyaksikan anak-anak mereka menderita dalam keputusasaan, sementara lembaga-lembaga internasional berjuang untuk mendapatkan akses bantuan yang lebih baik. Komunitas internasionalpun terus mendesak agar akses bantuan kemanusiaan dibuka lebar dan penghentian eksploitasi terhadap makanan yang dikirimkan.

Kondisi kesehatan masyarakat di Gaza memerlukan perhatian yang cepat dan mendesak. Banyak anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak mendukung kesehatan mereka, mempengaruhi perkembangan fisik dan mental mereka. Malnutrisi pada usia dini tidak hanya mengancam masa depan mereka, tetapi juga masa depan Gaza secara keseluruhan.

Dengan semua indikasi yang ada, penting bagi seluruh pihak untuk merespons dengan serius terhadap krisis ini. Diskusi-diskusi di forum internasional mengenai Gaza semakin mendesak, dan banyak negara yang menyerukan untuk segera menghentikan kelaparan dan membuka akses bantuan kemanusiaan.

Saat ini, harapan bagi penduduk Gaza untuk dapat menjalani hidup normal tampak semakin redup. Tanpa langkah-langkah konkret dan komitmen dari semua pihak terkait, situasi ini akan terus memburuk, menambah daftar panjang tragedi kemanusiaan di kawasan yang sudah mengalami begitu banyak penderitaan. Penduduk Gaza layak mendapatkan perhatian, dukungan, dan bantuan. Kini saatnya dunia beraksi untuk mereka, yang terjebak dalam lingkaran malnutrisi dan krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.