Di tengah kekacauan dan penderitaan yang melanda Gaza, Majelis Ulama Indonesia menegaskan pentingnya upaya menyelamatkan masyarakat di wilayah tersebut bukan sekadar gerakan solidaritas terhadap satu kelompok, melainkan sebuah panggilan moral untuk seluruh umat manusia. Pernyataan ini disampaikan oleh Oke Setiadi, Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI, dalam acara “Diskusi dan Konferensi Pers Solidaritas Media untuk Gaza” yang diadakan di Jakarta.
Menurut Oke Setiadi, tindakan menyelamatkan saudara-saudara di Gaza merupakan tanggung jawab yang lebih luas. Ia menegaskan bahwa gerakan ini tidak semata-mata untuk melindungi masyarakat Gaza, tetapi juga demi memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan bagi seluruh umat. Hal ini sangat penting, terutama dalam konteks yang semakin mendesak ini, di mana konflik berkepanjangan telah mendorong banyak pihak untuk menyuarakan kepedulian dan solidaritas.
Oke menyoroti sejumlah kekejaman yang dilakukan oleh pihak Israel, yang dianggap telah merenggut nilai kemanusiaan di Gaza. Dalam pandangannya, serangan udara yang menerpa daerah tersebut bukan hanya menghancurkan bangunan fisik, tetapi juga menyisakan luka mendalam di hati masyarakat yang hidup dalam ancaman dan ketidakpastian. Tragisnya, baru-baru ini, dunia menyaksikan peristiwa menyedihkan ketika lima jurnalis terbunuh akibat pengeboman yang terjadi di dekat Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Utara. Kejadian ini menambah daftar panjang pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlangsung.
Kehadiran jurnalis, yang seharusnya bisa menyampaikan kisah-kisah kebenaran, justru menjadi korban di medan perang. Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam dunia yang penuh dengan berita dan informasi, ada harga yang harus dibayar untuk menyampaikan kebenaran. Kehidupan jurnalis yang hilang ini menjadi simbol kehilangan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam dan menegaskan betapa lemahnya pertahanan terhadap hak-hak individu di tengah konflik yang berkepanjangan.
Acara diskusi tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan situasi yang dihadapi masyarakat Gaza dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam memperjuangkan kemanusiaan. Oke Setiadi mengungkapkan keyakinannya bahwa masa depan umat manusia harus ditandai dengan saling menghormati dan menghargai antar sesama, terlepas dari latar belakang politik atau etnis.
Dalam beberapa tahun terakhir, konflik di wilayah ini telah menyita perhatian dunia dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang menderita akibat blokade, serangan militer, dan kekurangan akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan air bersih. Kemanusiaan mendesak kita untuk tidak hanya memandang masalah ini dari sudut pandang politik atau strategi militer, tetapi lebih kepada dampak sosial dan kemanusiaan yang dirasakan oleh warga sipil yang tak bersalah.
Sebagai organisasi yang memperjuangkan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan, MUI berkomitmen untuk terus memberikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina. Ketua Umum MUI baru-baru ini juga menekankan pentingnya dukungan bagi kemerdekaan Palestina sebagai langkah yang harus diupayakan oleh seluruh umat. Ini bukan hanya sekadar tentang politik, tetapi tentang hak asasi manusia dan keadilan yang hakiki.
Bersama dalam perjuangan ini, masyarakat dunia diharapkan dapat memperkuat solidaritas dan empati terhadap semua yang terjebak dalam situasi sulit. Upaya untuk membantu dan mendukung korban konflik merupakan bagian dari panggilan kemanusiaan yang harus dijawab oleh kita semua. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip yang universal ini, diharapkan jalinan solidaritas akan semakin kuat dan menghasilkan perubahan yang lebih baik untuk masa depan umat manusia.
Saat dunia berupaya untuk menyelesaikan masalah ini, mari kita ingat bahwa di balik setiap angka dan statistik terdapat cerita-cerita manusia, harapan, dan impian yang layak untuk diperjuangkan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk berdiri di sisi yang benar dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk menyelamatkan mereka yang terpinggirkan.