WHO Kirim Pasokan Medis untuk 15.000 Korban Banjir di Pakistan

by -11 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Pada Senin, 2 November 2023, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan bahwa WHO telah mengirimkan pasokan medis yang cukup untuk merawat 15.000 orang di daerah yang terdampak banjir di Pakistan. Ia menyebut dampak banjir tersebut sebagai “menghancurkan” dan menyampaikan belasungkawa melalui platform X. “WHO mendukung pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan, dan telah mengirimkan pasokan medis untuk merawat 15.000 orang,” tambahnya.

Tim penyelamat, yang didukung oleh pasukan tentara dan relawan lokal, terus menggali tumpukan puing di beberapa distrik di Pakistan barat laut. Banjir tersebut telah menghanyutkan seluruh desa, jembatan, dan infrastruktur lainnya, serta menewaskan lebih dari 350 orang selama empat hari terakhir. Dengan korban jiwa terbaru yang disebabkan oleh banjir besar di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut pada Jumat, jumlah korban jiwa secara keseluruhan telah melonjak menjadi 670 orang sejak musim hujan pertama melanda negara Asia Selatan itu pada 26 Juni.

Selain bantuan dari WHO, berbagai organisasi internasional dan lembaga kemanusiaan telah berperan aktif dalam memberikan bantuan kepada korban banjir di Pakistan. Misalnya, tim medis Indonesia telah melayani lebih dari 3.000 orang korban banjir di pos-pos pengungsian di Provinsi Sindh, Pakistan. Tim medis ini merupakan tim terbesar yang pernah dikirim Indonesia untuk membantu negara lain menangani bencana.

Turki juga menjadi salah satu negara yang terdepan dalam menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Pakistan. Lembaga-lembaga Turki, seperti Badan Manajemen Bencana dan Darurat Turki dan Bulan Sabit Merah Turki, telah mengirimkan berbagai bantuan kemanusiaan, termasuk tenda, makanan darurat, obat-obatan, kapal, peralatan dapur, makanan bayi, dan barang-barang lainnya.

Organisasi Kerja Sama Islam juga telah menyerukan negara-negara anggotanya untuk memberikan bantuan kepada Pakistan. Setiausaha Agung OIC, Hissein Brahim Taha, mengucapkan takziah atas kehilangan nyawa di Pakistan akibat hujan monsun yang lebat sehingga mencetuskan banjir, dan menyeru organisasi kemanusiaan Islam untuk menghulurkan “bantuan kecemasan bagi mengurangkan penderitaan penduduk yang terjejas”.

Setahun setelah bencana banjir dahsyat yang menewaskan lebih dari 1.700 orang pada tahun 2022, kondisi di Pakistan masih memprihatinkan. Banjir yang terjadi pada tahun 2023 telah menyebabkan lebih dari 159 orang tewas, termasuk banyak anak-anak, dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. UNICEF memperkirakan sekitar 20 juta orang, termasuk 9 juta anak-anak, masih membutuhkan bantuan kemanusiaan di daerah yang terkena banjir.

Dalam upaya pemulihan jangka panjang, Pakistan telah mengadakan Konferensi Internasional tentang Ketahanan Iklim di Jenewa pada 9 Januari 2023. Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 450 peserta dari sekitar 40 negara, termasuk perwakilan dari lembaga keuangan internasional dan donor swasta. Pakistan mempresentasikan “Kerangka Kerja Pemulihan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi yang Tangguh” dan mencari dukungan internasional untuk implementasinya. Konferensi ini berhasil mengumpulkan lebih dari $9 miliar dari lembaga keuangan internasional, agen donor, dan mitra pembangunan untuk rehabilitasi, pemulihan, dan rekonstruksi daerah yang terdampak banjir.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan besar masih dihadapi dalam proses pemulihan dan rekonstruksi. Banjir yang terjadi pada tahun 2023 telah memperparah kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana serupa pada tahun 2022, dan kebutuhan akan bantuan kemanusiaan serta dukungan internasional tetap mendesak.