Hujan Deras dan Longsor di Korea Selatan, 10 Tewas dan 9 Hilang

by -15 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Hujan lebat disertai tanah longsor yang melanda Korea Selatan baru-baru ini menewaskan sepuluh orang, sementara sembilan lainnya dilaporkan hilang. Insiden yang terjadi empat hari lalu ini menjadi salah satu bencana alam paling merusak di kawasan tersebut dalam beberapa waktu terakhir. Informasi resmi dari pemerintah mengungkapkan bahwa enam dari sepuluh korban tewas berasal dari daerah Sancheong di selatan, sebuah kawasan yang dihantam hujan deras dengan curah hujan mencapai 793,5 milimeter. Sementara itu, daerah sekitar seperti Hapcheon dan Hadong juga mengalami hujan dengan intensitas tinggi, masing-masing mencatat curah hujan 699 mm dan 621,5 mm.

Ketika berita ini dilaporkan pada Minggu pagi, upaya penyelamatan masih berlangsung, terutama di Sancheong, tempat di mana petugas pemadam kebakaran berusaha menemukan sisa-sisa korban dan mengatasi situasi darurat. Hingga saat ini, petugas telah berhasil menyelamatkan hingga 58 orang dari daerah yang terdampak. Di antara kesembilan orang yang hilang, dua di antaranya tercatat berada di kota Gwangju, barat daya Korea, menambah kompleksitas dalam upaya pencarian.

Bencana ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Otoritas setempat mencatat sejumlah 1.920 kasus jalan terendam banjir, serta kerusakan pada fasilitas umum dan tanah longsor yang mengakibatkan kehancuran beberapa bangunan dan lahan pertanian. Total kerusakan properti pribadi yang dilaporkan mencapai 2.234 kasus.

Menanggapi bencana ini, sekitar 12.921 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, tersebar di 14 kota besar dan provinsi yang terpengaruh. Kegiatan penanganan darurat dalam bentuk penyediaan tempat tinggal sementara dan makanan bagi para pengungsi dilakukan secara intensif. Pihak berwenang terus memperbaharui informasi tentang situasi terkini dan mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana susulan.

Prakiraan cuaca menunjukkan bahwa hujan deras masih akan melanda wilayah ibu kota dan Provinsi Gangwon hingga Minggu pagi. Ini menambah kekhawatiran akan kemungkinan bencana lanjutan yang dapat mengganggu proses pemulihan. Tak hanya itu, dengan kondisi tanah yang sudah jenuh dan berpotensi longsor, pihak berwenang terus mengingatkan masyarakat untuk tidak tinggal di area yang rawan bencana.

Situasi ini menciptakan gelombang empati di antara masyarakat lokal maupun internasional, di mana banyak yang berharap untuk melihat pemulihan yang cepat bagi para korban dan daerah yang terdampak. Berbagai komunitas menyuarakan dukungan moral dan material, sementara lembaga-lembaga filantropi dan organisasi kemanusiaan mulai mengumpulkan dana untuk membantu pemulihan.

Bencana ini menjadi pengingat akan kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim dan peningkatan frekuensi bencana alam di berbagai belahan dunia. Masyarakat diharapkan dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini untuk meningkatkan kesadaran akan mitigasi bencana di masa mendatang.

Pemerintah Korea Selatan saat ini sedang fokus pada penanganan darurat dan penanggulangan bencana. Mereka berkomitmen untuk menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam infrastruktur dan sistem peringatan dini untuk meminimalisir dampak serupa di masa mendatang. Harapan tetap ada bahwa dengan kerjasama dan solidaritas, masyarakat yang terdampak dapat segera pulih dan bangkit kembali.