Perempuan Indonesia Jadi Korban Penipuan Calo dan Eksploitasi di Kamboja

by -17 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Yogyakarta tengah mendampingi seorang perempuan berinisial DSB yang menjadi korban penipuan setelah terjebak dalam skema scam online di Kamboja. Kasus ini mencuat setelah DSB melaporkan pengalamannya kepada BP3MI pada awal Januari 2025. Dalam keterangan resmi, Direktur Jenderal Pelindungan KemenP2MI, Rinardi, menegaskan bahwa pihaknya memberikan perhatian penuh terhadap penanganan kasus ini, berkolaborasi dengan Ditreskrimum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memastikan pelaku hukum mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam penjelasannya, Rinardi menjabarkan bahwa DSB menghadapi siksaan dan ancaman kekerasan di Kamboja. Korban dipaksa mencapai target merugikan sebesar Rp300 juta setiap bulan sebagai scammer online. Jika target ini tidak terpenuhi, DSB mengalami kekerasan fisik, sebuah praktik eksploitasi yang tragis. Kasus DSB terungkap setelah ia tertarik dengan iklan lowongan kerja di Makau, China, yang ia temukan di media sosial. Setelah menjalin komunikasi dengan seorang calo berinisial N, DSB malah ditawari pekerjaan masak di restoran N di Thailand. Ia setuju dan berangkat pada 20 April 2024 tanpa menyadari bahwa itu adalah penipuan besar.

Perjalanan DSB dimulai dari Yogyakarta menuju Malaysia, dilanjutkan ke Ho Chi Minh City, dan akhirnya ke Kamboja, menempuh perjalanan darat selama empat hingga lima jam. Sesampainya di Kamboja, DSB mendapati dirinya tidak bekerja di restoran seperti yang dijanjikan, melainkan dipaksa menjadi penipu daring. Selama tiga bulan, ia terjebak dalam lingkaran jahat tersebut. Tragisnya, DSB dan pekerja migran ilegal lainnya dieksploitasi secara brutal, terancam kekerasan jika mereka tidak memenuhi target bulanan mereka.

Beruntung, DSB berhasil melarikan diri dan menghubungi otoritas setempat di Kamboja. Ia melapor secara online dan dijemput oleh pihak berwajib, meskipun kemudian sempat ditahan sebelum akhirnya bisa kembali ke Indonesia pada Desember 2024 dengan biaya sendiri. Tindakan BN3MI bukan hanya menghentikan kekerasan yang dialami korban, tetapi juga memastikan DSB mendapatkan konseling dan bantuan psikologis melalui Puspaga setelah kembali.

Dalam rangka memberikan perlindungan maksimal kepada DSB, petugas BP3MI merujuknya ke Balai Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan menempatkannya di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita di Sleman, Yogyakarta. Di tengah proses pengejaran terhadap calo N, Polda DIY bersama KP2MI telah mengidentifikasi kemungkinan calo tersebut telah kembali ke Indonesia melalui Sumatera Utara pada Maret 2025. Namun, tak lama kemudian, N kembali lagi ke Kamboja jalur ilegal.

Rinardi menegaskan bahwa timnya akan terus mendampingi DSB untuk melaporkan kasus ini secara resmi kepada Polda DIY. Laporan kedua sangat penting karena lokasi kejadiannya yang terjadi di Kamboja. Dalam hal ini, pihak Polda akan mengajukan laporan informasi yang akan diteruskan ke Markas Besar Polri, demi memastikan bahwa penegakan hukum dapat dilakukan secara maksimal.

KemenP2MI, melalui Menteri Abdul Kadir Karding, juga mengingatkan masyarakat akan bahaya bekerja di luar negeri secara ilegal. Ia menekankan pentingnya keberangkatan legal agar pekerja migran dapat didata dengan baik, sehingga dapat memperoleh perlindungan jika terjadi masalah. Situasi di negara-negara seperti Kamboja, Thailand, dan Myanmar yang sering menawarkan pekerjaan, menurut Karding, menjadi jebakan bagi banyak orang, sebab tidak ada kerja sama resmi dalam penempatan pekerja migran yang dapat menjamin keamanan dan perlindungan bagi mereka.

Menyadari semakin kompleksnya isu penempatan pekerja migran, penegakan hukum dan pemberantasan jaringan penipuan ini menjadi tanggung jawab bersama. Tanpa kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, upaya melindungi pekerja migran dari penipuan seperti yang dialami DSB akan sulit diwujudkan. Oleh karena itu, kesadaran dan tindakan preventif perlu ditekankan untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang.