Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, baru-baru ini menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap Federal Reserve sebagai lembaga keuangan inti negara. Dalam pernyataannya kepada media, Bessent menyatakan bahwa perlu ada pemahaman yang mendalam tentang sejauh mana institusi ini telah berhasil menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Ia menggambarkan situasi di Federal Reserve sebagai sesuatu yang memerlukan perhatian khusus, menyamakan dengan standar yang diterapkan pada lembaga-lembaga penting lainnya, seperti Administrasi Penerbangan Federal.
Bessent mengungkapkan bahwa jika terjadi kesalahan signifikan dalam operasi lembaga tersebut, penting untuk merenungkan penyebabnya dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Menyusul pernyataan tersebut, Bessent akan berpartisipasi dalam konferensi regulasi yang dimulai di Washington, yang akan membahas isu-isu penting seputar kebijakan keuangan dan dampaknya terhadap masyarakat.
Lebih lanjut, Bessent mencatat adanya kekhawatiran terkait tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, yang dianggap dapat memicu dampak negatif pada perekonomian. Meskipun sejauh ini inflasi akibat langkah-langkah tersebut terbilang minimal, ketakutan tentang konsekuensi jangka panjang tetap ada. Ia mengingatkan bahwa penggunaan kebijakan tarif harus dievaluasi dengan cermat, untuk memastikan bahwa efektif dan tidak menimbulkan masalah yang lebih besar di masa depan.
Pekan lalu, dalam tanggapannya mengenai kepemimpinan Jerome Powell di Federal Reserve, Trump menyatakan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk mencopot Powell, namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya. Dalam pernyataan itu, Trump juga menyebut beberapa kandidat sebagai pengganti Powell, termasuk Direktur Dewan Ekonomi Nasional, Kevin Hassett. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap kebijakan moneter saat ini mungkin bisa berujung pada perubahan yang signifikan di puncak hierarki Federal Reserve.
Di tengah segala dinamika ini, Trump diketahui telah berdiskusi dengan anggota parlemen Partai Republik, menanyakan pendapat mereka mengenai langkah untuk memecat Powell. Keputusan ini muncul setelah pertemuan di Ruang Oval yang memunculkan berbagai spekulasi tentang masa depan kepemimpinan Federal Reserve. Ada indikasi bahwa setelah mendapatkan dukungan dari sejumlah anggota DPR, Presiden mungkin mempertimbangkan untuk membuat langkah radikal terkait kepemimpinan The Fed.
Di sisi lain, Powell, ketika ditanya tentang kebijakan suku bunga terbaru, menjelaskan bahwa meski situasi politik cukup genting, keputusan untuk mempertahankan suku bunga antara 4,25 hingga 4,5 persen merupakan langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Ia menyatakan bahwa langkah-langkah perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi harga dan, pada akhirnya, seluruh kegiatan perekonomian.
Sebelumnya, Trump secara terbuka mengkritik Powell, menganggapnya tidak kompeten dan menyebutnya “orang bodoh,” yang menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat antara pemimpin eksekutif dan lembaga keuangan. Mood politik ini diperburuk dengan pernyataan Trump yang meminta Powell untuk mengundurkan diri, menciptakan suasana ketidakpastian di pasar keuangan. Banyak pengamat ekonomi mulai mempertanyakan dampak keputusan politik ini terhadap stabilitas sistem keuangan.
Seluruh situasi ini jelas menunjukkan bahwa pergolakan politik dapat mempengaruhi kebijakan moneter yang seharusnya ditangani secara independen oleh Federal Reserve. Seperti yang disampaikan Bessent, perlu ada refleksi dan evaluasi mendalam tentang sejauh mana lembaga ini berhasil menjalankan misinya di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
Melihat ke depan, banyak yang berharap bahwa keputusan strategis akan diambil untuk memperkuat fungsi dan kredibilitas Federal Reserve, agar dapat terus menjadi pilar keuangan yang solid bagi perekonomian Amerika Serikat. Mengingat posisi penting yang dipegang oleh lembaga ini, ketepatan keputusan yang diambil menjadi sangat krusial untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik dan global.