Mantan Tentara Bayaran Rusia Minta Pulang ke Indonesia Setelah Menyesal Bergabung ke Militer Asing

by -13 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Mantan anggota Korps tentara bayaran Rusia yang saat ini aktif di medan tempur Ukraina, Satria Arta Kumbara, menyampaikan keinginannya yang mendalam untuk kembali ke Indonesia. Dalam sebuah video yang diunggah melalui platform sosial TikTok, Satria mengucapkan permohonan maaf kepada sejumlah pemimpin negara, termasuk Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.

Dalam videonya, Satria menjelaskan bahwa ia menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia tanpa memahami sepenuhnya dampak dari keputusan itu. Ia menegaskan bahwa niatnya tidak pernah untuk mengkhianati tanah air, tetapi semata-mata didorong oleh kondisi ekonomi yang memaksanya untuk mencari nafkah demi keluarga. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan, “Saya niatkan datang ke sini hanya untuk mencari nafkah. Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi.”

Satria mengungkapkan bahwa sebelum pergi, ia telah berpamitan dengan ibunya dan meminta restu, yang menunjukkan betapa pentingnya dukungan keluarga bagi dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa keikutsertaannya dalam tentara bayaran telah mengakibatkan pencabutan status kewarganegaraannya sebagai warga negara Indonesia. Kesadaran ini menyadarkannya akan beratnya konsekuensi yang harus ditanggung akibat pilihan tersebut.

Dalam pesannya yang penuh emosional, Satria sangat berharap agar status kewarganegaraannya dapat dipulihkan. Ia merasa kehilangan jati dirinya sebagai seorang warga negara Republik Indonesia, yang ia sebut sebagai sesuatu yang tidak ternilai. Ia meminta dukungan dari masyarakat, termasuk warganet, untuk membantu menyebarkan pesannya agar sampai kepada pihak-pihak berwenang, khususnya kepada Presiden Prabowo.

“Jujur saya tidak ingin kehilangan kewarganegaraan saya, karena kewarganegaraan Republik Indonesia bagi saya segala-galanya dan tidak pernah ternilai harganya,” ujar Satria dengan penuh rasa penyesalan. Ucapan tersebut menggambarkan betapa pentingnya identitas dan kebanggaan nasional baginya.

Selama pengalamannya sebagai tentara bayaran, kehidupan yang dijalaninya penuh dengan tantangan dan risiko. Satria kini berada di garis depan pertempuran di Ukraina, sebuah tempat yang dijadwalkannya sebagai sumber penghidupan, tetapi ternyata tidak sesuai dengan harapan. Ia merindukan kampung halamannya, keluarganya, dan kehidupan yang lebih tenang. Pesan dari anaknya yang mengucapkan selamat ulang tahun semakin menguatkan rasa rindu dan kerinduan Satria terhadap keluarga di tanah air.

Satria mengingat kembali momen-momen berharga bersama keluarganya, yang kini terasa semakin jauh. Dalam video tersebut, terlihat betapa emosionalnya ia ketika berbicara tentang anaknya, mengekspresikan kesedihan dan harapannya untuk kembali. Ia berharap bisa pulang, memberikan kasih sayang dan dukungan yang dibutuhkan oleh keluarganya, terutama anak-anaknya yang masih kecil.

Melalui pesan terbukanya, Satria tidak hanya menceritakan kisah pribadinya, tetapi juga membuka mata masyarakat tentang pilihan sulit yang dihadapi oleh individu yang terpaksa menjadi tentara bayaran demi mencari nafkah. Keberanian Satria untuk menyampaikan isi hati dan meminta pertolongan kepada para pemimpin negara merupakan contoh nyata dari situasi kompleks yang melibatkan isu kewarganegaraan, ekonomi, dan hak asasi manusia.

Sebagai mantan tentara bayaran yang kini berjuang di medan perang, Satria Arta Kumbara menjadi simbol dari berbagai persoalan yang dihadapi oleh individu-individu dalam situasi sulit. Ia kini menantikan kepulangan ke tanah air, kembali ke pelukan keluarganya, dan memulihkan status sebagai warga negara Indonesia. Dengan harapan dan keberanian, Satria berharap kisahnya dapat menggugah hati orang-orang yang berwenang untuk membantu memulihkan haknya sebagai warga negara.