Penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan pada semester pertama tahun 2025, dengan angka penurunan mencapai 8,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini setara dengan sekitar 35.280 unit dalam penjualan secara wholesales, sementara penjualan secara retail mengalami penurunan yang lebih parah, mencapai 9,7 persen atau sekitar 41.986 unit.
Fenomena merosotnya penjualan mobil ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang tidak stabil dan daya beli masyarakat yang semakin menurun. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Yohannes Nangoi, menjelaskan bahwa kondisi global yang tidak menguntungkan, termasuk konflik di berbagai belahan dunia dan kebijakan tarif yang diterapkan di beberapa negara, turut berkontribusi terhadap situasi ini. Hal ini membuat masyarakat Indonesia lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang, termasuk untuk membeli kendaraan baru.
Nangoi menambahkan bahwa tantangan ini tidak hanya dirasakan oleh segmen tertentu, tetapi sudah meluas ke seluruh segmen konsumen di Indonesia. Meski demikian, ia tetap optimis bahwa kebutuhan akan kendaraan tetap ada. Banyak masyarakat yang masih memiliki kemampuan finansial, namun memilih untuk menunda pembelian untuk mengatur prioritas pengeluaran mereka.
Dalam upaya mendongkrak kembali penjualan, pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2025 diharapkan dapat berperan penting. Pameran ini diharapkan bisa menjadi momen bagi masyarakat untuk mempertimbangkan kembali pembelian mobil. Meskipun demikian, pihak penyelenggara tidak memasang target yang terlalu ambisius untuk tahun ini. Menurut Nangoi, penjualan mobil tahun lalu mencapai sekitar 34.000 unit, dan jika angka tersebut bisa terulang kembali, itu sudah dianggap pencapaian yang luar biasa mengingat situasi saat ini.
Dalam pandangan Nangoi, penjualan mobil di tahun ini seharusnya tidak ditentukan oleh target yang tinggi, melainkan lebih realistis dan mengikuti perkembangan kondisi pasar. Perekonomian yang melambat mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk dalam hal pembelian kendaraan. Dengan demikian, meski hadirnya pameran mobil tidak langsung mengubah keadaan, tetap diharapkan dapat memberikan sedikit angin segar bagi industri otomotif di Indonesia.
Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat berbagai produk yang ditawarkan dan mempertimbangkan kembali keputusan beli mereka. Situasi ini mencerminkan kondisi ekonomi yang lebih luas yang dirasakan oleh banyak rakyat Indonesia di tengah ketidakpastian global. Dalam waktu ke depan, semua pihak berharap agar ada perbaikan yang dapat mendorong pertumbuhan kembali di sektor otomotif dan ekonomi secara keseluruhan.