Pusat Urusan Penjaga Perdamaian Kementerian Pertahanan Nasional China baru-baru ini mengungkapkan bahwa sejak tahun 2015, mereka telah mengirimkan tenaga ahli ke luar negeri untuk melatih lebih dari 1.600 pasukan penjaga perdamaian dari lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Zhang Xiaogang, dalam sebuah konferensi pers di Beijing yang diadakan pada tanggal 30 Juli lalu. Dalam kesempatan itu, Zhang menanggapi pertanyaan wartawan mengenai dua kursus pelatihan internasional terbaru yang diselenggarakan oleh lembaganya.
Kursus pelatihan yang dimaksud terdiri dari Kursus Unit Penjinak Bahan Peledak Militer PBB dan Kursus Perwira Militer Wanita PBB. Keduanya merupakan hasil kolaborasi antara pusat urusan dan akademi militer, yang bertujuan untuk memperkuat kompetensi dan kemampuan para pasukan penjaga perdamaian. Zhang menegaskan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan efektivitas misi penjaga perdamaian dalam menjaga stabilitas di berbagai wilayah krisis di dunia.
China menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pelatihan dan pengembangan kapasitas tenaga penjaga perdamaian melalui rencana mereka untuk mengadakan tiga kursus pelatihan internasional tambahan tahun ini, yang akan mencakup tema-tema intelijen penjaga perdamaian, perlindungan sipil, dan teknologi drone. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya China untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan keamanan global, serta menjadikan calon pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara lain lebih siap menghadapi tantangan di lapangan.
Zhang juga menekankan bahwa militer China akan terus mengedepankan prinsip kerja sama yang saling menguntungkan dan penggunaan sumber daya bersama. Dalam hal ini, China berkomitmen untuk membantu negara-negara penyumbang pasukan lain dalam meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam operasi penjaga perdamaian. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga memperkuat kerjasama internasional dalam memenuhi kebutuhan mendesak di lapangan.
Melalui pelatihan yang sistematis dan terencana, China tidak hanya berupaya untuk memperluas jangkauan pengaruhnya dalam isu-isu keamanan internasional, tetapi juga membangun citra positif sebagai negara yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan konflik dan menjaga perdamaian dunia. Dalam konteks global saat ini, di mana banyak konflik berkepanjangan dan tantangan keamanan baru muncul, peran penjaga perdamaian menjadi semakin vital.
Kegiatan pelatihan ini juga mencerminkan penerimaan dan kerjasama internasional yang semakin meningkat dalam menghadapi tantangan global. Dengan melatih pasukan penjaga perdamaian dari berbagai negara, China berharap dapat berkontribusi dalam menghasilkan solusi yang lebih efektif dan terintegrasi untuk menyelesaikan konflik yang ada. Kolaborasi ini penting dalam menciptakan sinergi antara negara-negara yang memiliki pengalaman berbeda dalam operasi penjaga perdamaian.
Pusat Urusan Penjaga Perdamaian di China berkomitmen untuk menjadi pionir dalam inovasi dan pengembangan metode pelatihan yang relevan dengan dinamika terbaru di lapangan. Dengan memperkenalkan teknologi modern seperti drone, mereka berupaya untuk meningkatkan kemampuan operasional pasukan di kawasan rawan. Teknologi ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih cepat serta akurat, sekaligus memperkuat kemampuan pengawasan dalam misi penjaga perdamaian.
Sementara itu, respon dari pihak internasional terhadap inisiatif pelatihan ini cenderung positif. Banyak negara yang telah menerima pelatihan dari China melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam kemampuan dan kepercayaan diri pasukan mereka di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama dalam pelatihan tidak hanya berfungsi untuk memperkuat kemampuan individu, tetapi juga membangun hubungan diplomatik yang lebih erat antarnegara.
Dengan demikian, melalui pelatihan yang terus menerus dan terintegrasi, China berusaha untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih aman dan damai. Ini merupakan langkah signifikan dalam menjawab tantangan keamanan global dan memperkuat peran PBB dalam menjunjung tinggi stabilitas di berbagai belahan dunia.