Dubes Zuhairi Serahkan Terjemahan Buku Buya Syafii ke MAARIF Institute sebagai Diplomasi Islam Indonesia

by -8 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, baru-baru ini melaksanakan penyerahan resmi terjemahan bahasa Arab dari buku penting karya Ahmad Syafii Maarif, seorang cendekiawan Muslim terkemuka. Buku yang berjudul “Al-Islām fī Siyāq al-Khuṣūsiyyah al-Indūnīsiyyah wa al-Insāniyyah” atau “Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan” ini diserahkan kepada MAARIF Institute. Momen ini bertepatan dengan satu tahun sejak diskusi mengenai rencana penerjemahan buku tersebut berlangsung.

Zuhairi menyebutkan bahwa penyerahan ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan suatu bentuk penghormatan terhadap warisan pemikiran Buya Syafii. Dalam sebuah siaran pers, ia menekankan bahwa langkah ini menjadi puncak dari inisiatif yang telah dirancang setahun lalu, bertujuan untuk memperkenalkan gagasan Buya Syafii tentang Islam yang moderat serta mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan universal dalam konteks keindonesiaan kepada khalayak yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.

Selama penyerahan buku, yang dilaksanakan di kantor MAARIF Institute di Jakarta, Dubes Zuhairi menjelaskan bahwa kerja ini lebih dari sekadar penerjemahan; ini merupakan bagian dari diplomasi gagasan. Sebagai sosok yang peduli terhadap pendidikan dan pemikiran Islam, Buya Syafii ingin agar karya-karyanya dapat diakses oleh masyarakat Arab, sehingga mereka dapat memahami wajah Islam Indonesia yang inklusif dan harmonis.

Zuhairi menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya sebuah upaya penerjemahan, tetapi sarana untuk mempromosikan pemikiran Islam Indonesia di tingkat internasional. Ia berharap dunia Arab dapat lebih mengenal bagaimana Islam dipahami dan diamalkan di Indonesia, sebuah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Andar Nubowo, turut menyampaikan rasa senangnya atas selesainya proyek terjemahan ini. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Dubes Zuhairi yang berperan penting dalam memperluas cakrawala pemikiran Buya Syafii. Dalam komentarnya, Andar menyatakan bahwa proyek ini menjadi bagian integral dari program institusi mereka untuk menginternasionalisasikan gagasan-gagasan besar dari Buya Syafii.

Rencana distribusi buku terjemahan ini mencakup berbagai kalangan intelektual dan akademisi di Timur Tengah, serta akan dipublikasikan di berbagai media utama di kawasan tersebut. Penyerahan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam diskursus pemikiran Islam global dan mempererat hubungan kultural dengan negara-negara Arab.

Langkah strategis ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang promosi pemikiran, tetapi juga menjadi jembatan kultural antara Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah. Melalui upaya ini, ia diharapkan dapat membuka dialog konstruktif serta meningkatkan pengertian antarbudaya. Selain itu, inisiatif serupa yang mengedepankan nilai-nilai inklusif dan moderat dalam Islam diharapkan dapat menambah kedalaman dalam pemahaman tentang keragaman pemikiran dalam konteks agama.

Penting untuk dicatat bahwa penyerahan buku ini merupakan contoh nyata dari diplomasi pendidikan dan budaya yang dapat memberikan dampak positif, tidak hanya dalam konteks hubungan antarnegara tetapi juga dalam menciptakan kesadaran yang lebih luas mengenai pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam. Ini adalah upaya kolektif untuk memastikan bahwa pesan inklusif dan moderat dari pemikiran Islam di Indonesia dapat diperkenalkan, dipahami, dan diinternalisasi oleh masyarakat yang lebih luas, khususnya di kawasan yang menjadi pusat peradaban Islam.