Musim MotoGP 2025 telah memasuki paruh kedua, dengan para pebalap telah menjalani 24 balapan, termasuk balapan sprint. Selama periode ini, total tercatat 185 kecelakaan yang melibatkan berbagai tim dan pebalap. Ducati menjadi tim dengan jumlah kecelakaan terbanyak, mencatatkan 51 insiden, diikuti oleh Honda dan Aprilia yang masing-masing mencatatkan kurang dari 40 kecelakaan. Sementara itu, Yamaha menjadi tim dengan jumlah kecelakaan paling sedikit, hanya 29 kali sepanjang paruh pertama musim ini.
Menariknya, meskipun Ducati mendominasi jumlah kecelakaan, pebalap-pebalap mereka menunjukkan performa yang kompetitif di lintasan. Marc Marquez, yang beralih ke Ducati setelah bertahun-tahun bersama Honda, hanya mengalami tujuh kali kecelakaan hingga pertengahan musim. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya, di mana Marquez sering kali menjadi pebalap dengan jumlah kecelakaan terbanyak. Rekan setimnya, Francesco Bagnaia, juga menunjukkan konsistensi dengan hanya enam kali jatuh, meskipun beberapa insiden terjadi pada momen-momen krusial seperti balapan utama dan sprint race.
Di sisi lain, pebalap Honda menghadapi tantangan lebih besar. Joan Mir, yang membela tim HRC Castrol, memimpin daftar pebalap dengan jumlah kecelakaan terbanyak, mencatatkan 13 kali jatuh. Hal serupa dialami oleh Johann Zarco dari LCR Castrol, yang juga mengalami 11 kali kecelakaan. Kondisi ini menyoroti kesulitan yang dihadapi oleh tim Honda dalam mengoptimalkan performa motor RC213V mereka.
Sementara itu, pebalap Yamaha menunjukkan catatan yang lebih baik dalam hal kestabilan. Fabio Di Giannantonio dari tim Pertamina VR46 hanya mengalami satu kali kecelakaan, meskipun ia sempat tampil apik dengan beberapa podium. Alex Rins dan Miguel Oliveira, yang membela tim Yamaha lainnya, masing-masing hanya mengalami tiga kali jatuh. Catatan ini menunjukkan bahwa meskipun Yamaha menghadapi tantangan dalam hal daya saing, mereka berhasil menjaga kestabilan pebalap mereka di lintasan.
Selain itu, sirkuit juga memainkan peran penting dalam statistik kecelakaan. Sirkuit Le Mans di Prancis tercatat sebagai yang paling berbahaya, dengan total 70 insiden kecelakaan sepanjang akhir pekan Grand Prix. Kondisi cuaca buruk yang memperparah tantangan di trek menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kecelakaan di sirkuit ini. Di sisi lain, sirkuit Aragon dan Lusail menjadi dua venue dengan jumlah kecelakaan paling sedikit, masing-masing hanya mencatatkan 27 insiden.
Secara keseluruhan, meskipun Ducati mendominasi jumlah kecelakaan, pebalap-pebalap mereka menunjukkan performa yang kompetitif di lintasan. Sementara itu, tim Honda menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan performa motor mereka, yang tercermin dari tingginya jumlah kecelakaan yang dialami oleh pebalap mereka. Yamaha, meskipun menghadapi tantangan dalam hal daya saing, berhasil menjaga kestabilan pebalap mereka dengan jumlah kecelakaan yang lebih rendah. Faktor sirkuit juga berperan penting dalam statistik kecelakaan, dengan beberapa sirkuit menunjukkan angka kecelakaan yang lebih tinggi dibandingkan yang lain.