Isu mengenai pemindahan lokasi pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2026 terus menuai perhatian publik. Rencana untuk mengadakan event bergengsi ini di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, semakin kuat. Namun, banyak pengunjung dan peserta yang meminta agar pameran tetap dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang.
Baru-baru ini, akun media sosial resmi GIIAS mengunggah sebuah postingan yang menggugah rasa penasaran. Dalam unggahan tersebut, mereka menyatakan “sampai bertemu di GIIAS 2026”, tanpa mencantumkan lokasi acara. Hal ini memicu beragam reaksi di kolom komentar, di mana banyak warganet mengekspresikan keinginan mereka agar event otomotif tahunan ini tidak berpindah jauh dari tempat sebelumnya.
Dari sekian banyak komentar yang masuk, hampir setengahnya berisi protes dan harapan agar GIIAS 2026 tetap diadakan di ICE BSD. Banyak peserta merasa bahwa PIK akan menjadi pilihan yang kurang strategis, karena letaknya yang jauh dari pusat kota Jakarta. Salah satu pengguna media sosial berkomentar, “GIIAS 2026 jadi ke PIK kah? Kalau jadi, bakalan skip karena sejauh itu dan aksesnya sulit.” Komentar tersebut mencerminkan kekhawatiran banyak orang mengenai dampak dari perpindahan lokasi tersebut pada kemudahan aksesibilitas.
Beberapa komentar lainnya juga menunjukkan nada serupa. Ada yang meminta agar pameran tetap di ICE BSD sambil memberikan saran terkait pengembangan fasilitas, seperti untuk karoseri bus yang telah disediakan di salah satu hall. “Nggak usah pindah lokasi, min. Tapi khusus karoseri bus seperti tenda hall 11 dibuat lebih baik lagi. Tinggikan lagi ½ meter serta perlebar luasnya.” Ungkapan ini menunjukkan bahwa meskipun banyak yang meminta agar lokasi tidak berpindah, mereka tetap berharap ada perbaikan dalam aspek penyelenggaraan pameran ke depan.
Tentunya, keinginan untuk tetap mengadakan GIIAS di ICE BSD berakar pada sejumlah pertimbangan praktis. Ice BSD sudah menjadi tempat yang dikenal dan nyaman bagi para pengunjung selama ini. Letaknya yang strategis dan akses transportasi umum yang memadai menjadi alasan utama mengapa banyak pengunjung merasa betah dan lebih memilih lokasi ini dibandingkan PIK yang minim transportasi umum. Salah satu alasan lain yang sering muncul di antara warganet adalah tentang seberapa jauh PIK dari lokasi-lokasi lain di Jakarta, yang sering kali menyulitkan orang-orang untuk mengunjungi acara tanpa harus memikirkan biaya dan waktu.
Namun, pemindahan lokasi tetap menjadi bagian dari rencana pihak penyelenggara yang ingin memperluas pangsa pasar dan memberikan pengalaman baru bagi para peserta serta pengunjung. Pantai Indah Kapuk, dengan segala potensi yang dimiliki, diharapkan dapat menawarkan suasana baru dan menarik bagi para pecinta otomotif. Pihak penyelenggara mungkin optimis bahwa PIK akan memberi daya tarik tersendiri yang dapat menarik lebih banyak pengunjung.
Dari pembicaraan di media sosial, terlihat adanya pertentangan antara perkembangan dan tradisi. Di satu sisi, keinginan untuk mengubah lokasi merupakan langkah maju dalam memperbaharui event, namun di sisi lain, keengganan masyarakat untuk berpindah mencerminkan ketidakpastian dan keraguan akan logistik dan aksesibilitas.
Melihat situasi ini, tampaknya pihak penyelenggara perlu menjalin komunikasi yang baik dengan publik. Sebuah survei atau pengumpulan pendapat bisa menjadi langkah awal untuk meredakan ketegangan dan memahami keinginan pengunjung secara lebih mendalam. Ini juga menjadi penting agar keputusan yang diambil selaras dengan harapan masyarakat dan tidak memperburuk kepuasan mereka terhadap acara yang sudah menjadi agenda penting dalam dunia otomotif setiap tahunnya.
Persoalan ini bukan hanya tentang lokasi, tetapi juga berkaitan dengan pengalaman dan keinginan untuk tetap menjadikan GIIAS sebagai ajang yang inklusif, di mana setiap orang merasa nyaman untuk hadir dan menyaksikan inovasi di dunia otomotif. Pada akhirnya, harapan agar GIIAS 2026 tetap diadakan di ICE BSD adalah representasi dari keinginan masyarakat untuk menyerap semua perubahan dengan cara yang lebih terjangkau dan akomodatif. Mari kita tunggu keputusan resmi dari pihak penyelenggara dan berharap yang terbaik untuk event yang sudah menjadi bagian dari kultur otomotif di Indonesia ini.