Gubernur DKI Panggil Tertibkan “Pak Ogah” untuk Atasi Kemacetan TB Simatupang

by -9 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung baru-baru ini merasakan langsung dampak parah dari kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Pengalaman tersebut ia rasakan saat mencoba melewati jalur itu pada akhir pekan yang lalu, di mana kondisi lalu lintas terasa sangat menyulitkan. Dalam kunjungannya, Pramono menyadari bahwa kemacetan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh volume kendaraan, melainkan juga oleh sejumlah proyek yang sedang berlangsung.

Pramono mengungkapkan bahwa strategi penanganan lalu lintas harus diperkuat, terutama dalam menghadapi kondisi seperti ini. Salah satu pandangannya adalah perlunya melakukan penertiban terhadap “pak ogah,” istilah yang merujuk pada orang-orang yang mengatur lalu lintas secara tidak resmi. Ia menganggap keberadaan mereka hanya menambah kekacauan di jalan yang sudah macet parah. Dalam pernyataannya, Pramono mengisyaratkan pentingnya sinergi antara Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan agar masalah ini bisa diatasi dengan baik. Ia menegaskan bahwa pihak Satpol PP harus melakukan tindakan tegas untuk mengeliminasi keberadaan “pak ogah” di lapangan.

Pengamatan yang dilakukan Pramono membuktikan bahwa kemacetan di TB Simatupang bukanlah hal yang sepele. Ia merasa perlu memberikan contoh dengan mencoba jalan tersebut sendiri dan menemukan betapa sulitnya kondisi lalu lintas di sana. “Saat saya coba sendiri, saya hanya bersama sopir. Memang parah. Kondisi lapangannya sangat sulit,” ujarnya, menekankan betapa pentingnya untuk menemukan solusi dalam situasi yang menyulitkan ini.

Selanjutnya, Pramono juga mengajukan gagasan untuk memperkecil ukuran bedeng-bedeng proyek yang saat ini menduduki sebagian besar ruang jalan. Ia mengusulkan agar pihak terkait menyesuaikan ukuran bedeng agar lebih efisien dan memberikan lebih banyak ruang bagi pengendara. “Kalau perlu, saya yang akan tanda tangan untuk memastikan proses ini bisa berjalan. Ini untuk menunjukkan bahwa kami hadir dan bertanggung jawab dalam situasi macet seperti ini,” tambahnya.

Pramono mengakui bahwa pemerintah telah memberi tahu masyarakat tentang adanya kemacetan di jalan tersebut dan menganjurkan agar mereka menggunakan transportasi umum. Namun, ia menekankan bahwa informasi ini perlu disampaikan secara berulang agar masyarakat benar-benar mengerti pentingnya beralih ke moda transportasi yang lebih efisien.

Kemacetan di Jalan TB Simatupang juga dikaitkan dengan pekerjaan pemasangan pipa air limbah yang sedang berlangsung di kawasan tersebut. Proses ini dilakukan secara bertahap dan meliputi persiapan, penggalian, pemasangan pipa dengan metode jacking sepanjang 2.549 meter, serta pembuatan manhole dan reinstatement. Tindakan ini jelas bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur, namun implikasinya terhadap lalu lintas sangat terasa. Untuk itu, pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta berupaya melakukan rekayasa lalu lintas agar kendaraan dapat tetap bergerak meski ada pekerjaan yang sedang dilakukan.

Melihat situasi ini, Pramono berharap agar semua pihak dapat bekerjasama demi mengurangi beban lalu lintas. Pengendara juga diimbau untuk mencari alternatif rute agar dapat terhindar dari kemacetan yang menghantui Jalan TB Simatupang saat ini. Seiring dengan camilan permasalahan yang ada, harapan untuk penanganan yang lebih baik dan terencana pun terus ada, sehingga masyarakat dapat menikmati perjalanan yang lebih lancar ke depan.