Kantor Komunikasi Kepresidenan Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjadikan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan kawasan Asia Tenggara sebagai pijakan utama dalam diplomasi nasional. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara PCO, Philips Vermonte, dalam sebuah diskusi diplomasi yang berlangsung di Jakarta. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa perhatian Indonesia terhadap ASEAN akan menurun.
Philips menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap institusi ASEAN serta peran strategis yang dimilikinya dalam menanggapi berbagai tantangan di kawasan. Ia mengungkapkan bahwa meskipun terdapat berbagai dinamika geopolitik dan geo-ekonomi yang berkembang, seperti konflik bersenjata antara Kamboja dan Thailand, Indonesia tetap setia pada prinsip-prinsip kerjasama regional. Dalam situasi konflik tersebut, Indonesia memilih untuk menyerahkan penyelesaian kepada Malaysia, yang saat ini memegang keketuaan ASEAN.
Di tengah situasi global yang semakin kompleks, Philips menekankan pentingnya Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan mitra baru. Konflik yang sedang berlangsung, seperti situasi di Palestina dan perang antara Rusia dan Ukraina, menjadi titik fokus baru dalam diplomasi Indonesia. Pengaruh utama daya tarik negara-negara besar juga turut memengaruhi langkah diplomatik Jakarta.
Sebagai bagian dari strategi baru ini, Indonesia berupaya menjalin kemitraan yang lebih kuat dengan negara-negara Melanesia. Kesediaan Indonesia untuk menjadi mitra pembangunan bagi negara-negara di wilayah tersebut merupakan langkah nyata dari upaya memperluas pengaruh dan kerjasama regional.
Sebagai negara dengan posisi strategis, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memimpin dan mempertahankan stabilitas di Asia Tenggara. Keterlibatan aktif dalam ASEAN dianggap sebagai langkah bijak untuk tidak hanya menjaga integrasi regional tetapi juga sebagai cara untuk memitigasi risiko yang muncul dari ketegangan global. Melalui inisiatif seperti ini, Indonesia berupaya memperkuat peran dan kebijakan luar negeri demi keuntungan bersama di ASEAN.
Adanya komitmen untuk meningkatkan dialog dan kerjasama antarpihak menjadi penting, terutama dalam menghadapi tantangan bersama. Philips mengingatkan bahwa meski tantangan baru terus bermunculan, landasan politik luar negeri Indonesia akan tetap terpatri pada prinsip-prinsip kerja sama yang telah dibangun di bawah payung ASEAN.
Dengan sinergi yang kuat di tingkat regional, diharapkan Indonesia dapat terus berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara. Keberlanjutan hubungan ini tidak hanya berfokus pada kerjasama ekonomi, tetapi juga mencakup aspek politik dan sosial yang saling terkait.
Secara keseluruhan, Indonesia bertekad untuk menjadi aktor penting yang mendukung stabilitas dan pertumbuhan ASEAN, memastikan bahwa diplomasi nasional tetap berpijak pada fondasi kerjasama yang kokoh dan saling menguntungkan.