Indonesia Turun ke Peringkat 21 dalam World Giving Report 2025, Filantropi Masih Berpotensi Besar

by -11 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Indonesia kini menempati posisi ke-21 dalam laporan World Giving Report 2025 sebagai negara paling dermawan di antara 101 negara yang disurvei, suatu penurunan signifikan dari peringkat pertama yang diperoleh dalam World Giving Index 2024. Hal ini patut dicermati, mengingat hasil penelitian ini mengadopsi metodologi yang lebih komprehensif dan inklusif, yang mencakup nilai donasi terhadap pendapatan dan beragam jalur pemberian yang ada.

Hamid Abidin, seorang peneliti filantropi dari Pusat Penelitian dan Advokasi Kepentingan Publik, menjelaskan bahwa perubahan peringkat ini dapat dipahami dengan baik. Menurutnya, presentasi data dalam WGR 2025 menunjukkan potensi besar Indonesia untuk memimpin dalam kedermawanan di kawasan Asia Tenggara, asalkan didukung oleh kebijakan pemerintah yang baik serta peningkatan kapasitas dan akuntabilitas dari lembaga-lembaga filantropi. Ia menekankan bahwa, meskipun Indonesia menempati peringkat ini, banyak regulasi yang masih bersifat usang dan restriktif, menciptakan hambatan dalam pengembangan kultur kedermawanan.

Salah satu regulasi yang dinilai perlu diperbarui adalah Undang-Undang No. 9 tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang, yang masih menjadi acuan dalam kegiatan penggalangan sumbangan. Kebijakan insentif pajak di Indonesia juga dinilai merupakan faktor lain yang menghambat pertumbuhan kedermawanan, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di dunia maupun di kawasan Asia Tenggara yang sudah lebih progresif.

Di sisi lain, Hamid menekankan pentingnya trust atau kepercayaan masyarakat terhadap lembaga filantropi sebagai faktor krusial dalam membangun budaya kedermawanan. Tingkat kepercayaan ini terkait erat dengan kebiasaan masyarakat dalam menyumbang; semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin besar peluang masyarakat untuk terlibat secara finansial. Hal ini tidak hanya mendorong sumbangan tunai, tetapi juga meningkatkan partisipasi sukarela dan advokasi, yang sangat mendukung keberlanjutan sektor filantropi.

Laporan WGR 2025 mengungkapkan bahwa profil kedermawanan Indonesia cukup mengesankan secara global, dengan rata-rata donasi yang mencapai 1,55 persen dari pendapatan, di atas rata-rata global yang hanya 1,04 persen. Indonesia bahkan melampaui negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand dalam hal kontribusi kedermawanan. Sebagian besar donasi di Indonesia disampaikan secara langsung kepada individu yang membutuhkan, serta melalui lembaga amal dan organisasi keagamaan, mencerminkan keragaman dalam cara memberi.

Masyarakat Indonesia menunjukkan ketertarikan untuk mendukung berbagai tujuan sosial, dengan banyak yang mengarahkan donasi mereka kepada program-program seperti pengentasan kemiskinan, perlindungan anak, dan bantuan kemanusiaan. WGR 2025 juga mencatat bahwa negara-negara seperti Nigeria, Mesir, China, Ghana, dan Kenya menempati peringkat atas dengan presentasi donasi yang jauh lebih tinggi, mencerminkan etos kedermawanan yang mengakar kuat di sana.

Pengembangan World Giving Report ini merupakan evolusi dari World Giving Index yang diterbitkan sebelumnya. Dengan adanya survei publik dan wawancara langsung, laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih luas dan menyeluruh tentang aktivitas kedermawanan global. Di Indonesia, pengumpulan data dilakukan bersama Perhimpunan Filantropi Indonesia, menandakan kolaborasi yang positif antara sektor publik dan swasta dalam memetakan aktivitas filantropi di tanah air.

Dari semua informasi ini, tampak bahwa Indonesia memiliki kekuatan dan tantangan tersendiri dalam hal kedermawanan. Penekanan pada peningkatan regulasi, insentif, dan kepercayaan publik menjadi vital untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perubahan positif. Dengan langkah-langkah yang tepat, negara ini berpotensi untuk tidak hanya memperbaiki peringkatnya di mata dunia, tetapi juga untuk membangun budaya kedermawanan yang lebih kuat dalam masyarakat.