Kacamata Pintar AI: Jembatan Antara Dunia Fisik dan Digital Menurut Zuckerberg

by -12 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Mark Zuckerberg, CEO Meta, baru-baru ini menekankan pentingnya kacamata pintar berbasis kecerdasan buatan sebagai jembatan utama antara dunia fisik dan digital. Menurutnya, perangkat ini bukan hanya sekadar alat bantu, tetapi akan menjadi bagian integral dalam cara manusia berinteraksi dengan lingkungan dan teknologi. Ia menyatakan bahwa kacamata pintar akan menjadi cara ideal untuk menyatukan dunia fisik dan digital.

Pandangan ini sejalan dengan visi besar Meta terhadap metaverse, sebuah dunia virtual yang terhubung secara real-time dengan dunia nyata melalui perangkat imersif. Zuckerberg meyakini bahwa AI akan mempercepat penggabungan kedua dunia tersebut, dan kacamata pintar diposisikan sebagai pintu masuk utama menuju era itu.

Seiring berkembangnya AI dan meningkatnya adopsi perangkat wearable di masyarakat, Zuckerberg percaya bahwa kacamata pintar akan menjadi kebutuhan esensial di masa depan. Ia memprediksi bahwa dalam beberapa tahun mendatang, memiliki perangkat seperti ini mungkin akan setara pentingnya dengan memiliki ponsel saat ini, terutama bagi mereka yang ingin tetap kompetitif dan terkoneksi di era digital yang semakin canggih.

Meta telah menunjukkan komitmennya dalam pengembangan kacamata pintar melalui berbagai inisiatif. Salah satunya adalah peluncuran Ray-Ban Meta, kacamata pintar yang dikembangkan bekerja sama dengan EssilorLuxottica. Kacamata ini dilengkapi dengan dua kamera, speaker terbuka, mikrofon, dan touchpad yang terintegrasi dalam bingkai, memungkinkan pengguna untuk mengambil foto, merekam video, mendengarkan musik, dan menerima panggilan telepon. Selain itu, Meta juga memperkenalkan kacamata pintar Orion, yang dirancang sebagai komputer yang dikenakan di wajah, dilengkapi dengan layar canggih yang menggunakan proyektor Micro LED dan lensa silikon karbida. Teknologi ini memungkinkan pengguna melihat informasi digital yang ditampilkan di atas dunia nyata dengan bidang pandang 70 derajat, lebih luas dibandingkan kacamata AR lainnya yang ada saat ini.

Investasi besar juga dilakukan oleh Meta untuk memperkuat ekosistem kacamata pintar berbasis AI. Pada Juli 2025, Meta membeli hampir 3 persen saham di perusahaan induk Ray-Ban, EssilorLuxottica, senilai sekitar Rp 61 triliun. Langkah ini menandai strategi jangka panjang Meta dalam memperkuat ekosistem kacamata pintar dan memperluas jangkauan perangkat wearable di pasar global.

Namun, pengembangan teknologi ini tidak tanpa tantangan. Divisi Reality Labs Meta mencatat kerugian sebesar US$4,53 miliar pada kuartal II 2025, dan akumulasi investasi sejak 2020 telah mencapai lebih dari US$70 miliar. Meskipun demikian, Zuckerberg menyebutnya sebagai investasi jangka panjang untuk membangun masa depan digital.

Dengan berbagai inisiatif dan investasi yang dilakukan, Meta berupaya mewujudkan visi Zuckerberg tentang kacamata pintar sebagai perangkat utama dalam menghubungkan dunia fisik dan digital. Perkembangan ini diharapkan dapat mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi dan membuka peluang baru dalam berbagai aspek kehidupan.