Krisis Pangan di Gaza: Korban Tewas Naik Jadi 271, Termasuk 112 Anak

by -13 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Krisis pangan di Jalur Gaza telah mencapai titik kritis, dengan jumlah korban tewas akibat kelaparan dan malnutrisi terus meningkat. Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, total korban tewas telah mencapai 271 orang, termasuk 112 anak-anak. Dalam 24 jam terakhir, dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi, menegaskan betapa mendesaknya situasi ini.

Situasi ini semakin diperparah oleh blokade ketat yang diberlakukan oleh Israel sejak awal konflik pada Oktober 2023. Blokade ini telah mengakibatkan penurunan drastis dalam pasokan bahan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Gaza. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB melaporkan bahwa lebih dari 80 persen lahan pertanian di Gaza telah rusak total, sementara 77,8 persen lahan tidak dapat diakses, meninggalkan hanya sekitar 4,6 persen lahan yang masih dapat digunakan untuk pertanian. Kondisi ini mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian ratusan ribu penduduk Gaza yang bergantung pada sektor pertanian.

Selain itu, krisis bahan bakar juga memperparah situasi kemanusiaan di Gaza. Program Pangan Dunia telah memperingatkan bahwa krisis bahan bakar yang parah dapat memaksa penghentian pasokan bantuan pangan darurat bagi ribuan keluarga yang mengungsi di Gaza. Kepala WFP, Cindy McCain, menyatakan bahwa birokrasi yang berlarut-larut di perbatasan Rafah dari Mesir ke Gaza memperlambat arus bantuan kemanusiaan, sehingga memperburuk kondisi yang sudah sangat memprihatinkan.

Organisasi Kesehatan Dunia juga melaporkan bahwa 27 dari 35 rumah sakit di Gaza telah ditutup pada 23 November 2023, akibat kekurangan bahan bakar dan kerusakan infrastruktur. Krisis ini telah menyebabkan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut, kudis, hepatitis, dan diare di kalangan penduduk Gaza. Selain itu, lebih dari 900 orang telah meninggal dalam insiden kekerasan selama distribusi bantuan makanan, yang sebagian besar disebabkan oleh serangan udara Israel.

PBB telah memperingatkan bahwa seluruh penduduk Gaza, yang berjumlah lebih dari 2,2 juta orang, menghadapi tingkat krisis kelaparan atau lebih buruk, dengan risiko kelaparan yang meningkat seiring berlanjutnya serangan Israel dan pembatasan akses bantuan kemanusiaan. Laporan dari Integrated Food Security Phase Classification menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga di Gaza yang berada dalam krisis kelaparan adalah yang terbesar yang pernah tercatat secara global. Sekitar setengah dari populasi Gaza menghadapi tingkat kerawanan pangan darurat, sementara lebih dari setengah juta orang, sekitar 26%, telah kehabisan pasokan makanan dan berada dalam kondisi bencana.

Kondisi ini telah memicu seruan dari berbagai organisasi internasional dan negara-negara di dunia untuk segera mengakhiri konflik dan membuka akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza. Mereka menekankan pentingnya penghentian permusuhan dan pemulihan akses bantuan kemanusiaan secara besar-besaran untuk mencegah bencana kemanusiaan yang lebih parah. Namun, hingga saat ini, upaya tersebut masih menghadapi tantangan besar, dengan blokade yang terus berlangsung dan ketegangan politik yang tinggi.

Krisis pangan di Gaza bukan hanya masalah kemanusiaan, tetapi juga tantangan bagi komunitas internasional untuk mencari solusi damai yang berkelanjutan. Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam memastikan akses bantuan kemanusiaan yang aman dan efektif, serta mendukung upaya rekonstruksi dan pemulihan sektor pertanian yang hancur. Hanya dengan pendekatan komprehensif dan kerjasama internasional yang erat, krisis ini dapat diatasi dan kehidupan warga Gaza dapat kembali pulih.