Pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump yang berlangsung di Anchorage, Alaska pada Jumat telah menarik perhatian dan tanggapan positif dari berbagai pemimpin dunia. Secara umum, banyak yang mengungkapkan harapan bahwa dialog tingkat tinggi ini dapat menjadi langkah awal dalam mencapai stabilitas global serta menyelesaikan konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto, menyampaikan pandangannya bahwa dunia kini lebih aman berkat pertemuan tersebut. Ia menekankan bahwa hanya melalui negosiasi yang konstruktif konflik di Ukraina dapat diatasi. Perdana Menteri Viktor Orban turut mendukung pernyataan Szijjarto, menganggap KTT ini sebagai penutup dari periode sulit yang dihadapi oleh dua negara pemilik kekuatan nuklir terbesar di dunia.
Di Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana untuk menggelar pertemuan bagi para pemimpin Eropa guna merumuskan langkah-langkah konkret setelah pertemuan antara Trump dan Putin. Hal ini menunjukkan keseriusan dan kesediaan Eropa untuk berperan aktif dalam memastikan perdamaian di kawasan tersebut.
Dari Italia, Perdana Menteri Giorgia Meloni menilai bahwa pertemuan ini membawa secercah harapan bagi perdamaian di Ukraina. Ia mengungkapkan keyakinan bahwa meskipun proses pencapaian kesepakatan damai akan sulit, peluang untuk mencapainya tetap ada. Meloni juga menggarisbawahi pentingnya dialog yang menyentuh isu-isu keamanan bagi Ukraina, terutama ketika Trump merujuk pada konsep yang diusulkan Italia dalam konteks Pasal Pertahanan Kolektif NATO.
Tidak ketinggalan, Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof, menunjukkan apresiasi terhadap upaya Trump dalam meraih perdamaian yang berkelanjutan di Ukraina. Ia mengusulkan kemungkinan diselenggarakannya pertemuan KTT antara AS, Ukraina, dan Rusia yang difasilitasi oleh Uni Eropa. Menurutnya, kolaborasi antara Eropa dan AS untuk menjamin keamanan di Ukraina merupakan langkah positif, tetapi harus melibatkan Ukraina dalam proses negosiasi.
Sementara itu, Presiden Slovakia, Peter Pellegrini, mencermati suasana saling menghormati selama pertemuan Trump-Putin yang disebutnya memberikan kesempatan bagi kelanjutan perundingan untuk mengatasi konflik di Ukraina.
Di sisi lain, para pemimpin Uni Eropa menegaskan kembali komitmen mereka untuk terus memberikan dukungan militer kepada Ukraina. Dalam pernyataan bersama, mereka menekankan bahwa bantuan kepada Ukraina akan terus berlanjut, demi menjaga kekuatan negara itu serta mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Mereka juga bertekad untuk memperkuat sanksi dan strategi ekonomi yang lebih luas sebagai upaya untuk menekan ekonomi Rusia hingga tercapainya resolusi yang damai.
Sebagaimana terlihat, dinamika politik global yang berkembang akibat KTT ini menciptakan sebuah harapan baru untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lama. Harapan ini tidak hanya dirasakan oleh negara-negara terlibat, tetapi juga oleh masyarakat internasional yang mendambakan stabilitas dan perdamaian. Meski tantangan yang ada tidak sedikit, upaya untuk menciptakan dialog dan kerja sama bisa menjadi jembatan menuju penyelesaian yang lebih baik di masa depan.
KTT di Anchorage ini bukan sekadar pertemuan antara dua pemimpin, tetapi merupakan momentum penting bagi dunia untuk mengaitkan harapan dan tindakan dalam menciptakan perdamaian yang lebih abadi. Di tengah ketegangan yang ada, langkah-langkah nyata yang diambil pasca pertemuan ini akan sangat menentukan arah dari konflik Ukraina serta hubungan antarnegara di level global.