Pada Selasa, 12 Agustus 2025, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait melakukan kunjungan kerja ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, yang terletak di Papua Pegunungan. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau kondisi rumah masyarakat dan memeriksa lokasi yang direncanakan untuk pembangunan hunian baru di kawasan Sekolah Alkitab Sinakma.
Pentingnya agenda ini tidak hanya terletak pada rencana pembangunan fisik, tetapi juga pada respons sosial terhadap kebutuhan masyarakat yang mendesak. Di tengah perjalanan mereka ke lokasi yang telah ditentukan, Tito dan Maruarar menjumpai suasana yang reflektif tentang kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Ketika melangkah ke dalam salah satu rumah adat di Wamena, yang dikenal dengan nama Hanoi, keduanya terhenti sejenak saat mengamati seorang anak yang tampak tidak sehat.
Anak tersebut terlihat lesu dan menunjukkan tanda-tanda sakit. Melihat kondisi yang mengkhawatirkan ini, Menteri Dalam Negeri dan Menteri PKP tidak berdiam diri. Dalam momen tersebut, keduanya menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan anak. Tito mengambil inisiatif dengan langsung memerintahkan tenaga medis yang mendampingi mereka untuk segera membawa anak tersebut ke rumah sakit setempat. Tindakan cepat ini mencerminkan semangat untuk menanggapi kebutuhan masyarakat secara langsung, terutama dalam masalah kesehatan yang bisa menjadi krusial bagi masa depan generasi muda di daerah terpencil seperti Wamena.
Kunjungan Tito dan Maruarar bukan sekadar inspeksi, tetapi sebuah upaya untuk menciptakan keterhubungan antara pemerintah dan masyarakat. Di tengah tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di daerah ini, perhatian terhadap kesehatan anak-anak sangat penting. Kesehatan yang baik merupakan landasan untuk membangun generasi yang kuat dan berdaya saing.
Menanggapi kondisi yang ada, Tito menekankan bahwa perhatian terhadap infrastruktur kesehatan tidak bisa terpisahkan dari pembangunan fisik lainnya. Diharapkan, proyek pembangunan rumah di kawasan Sekolah Alkitab Sinakma tidak hanya berkaitan dengan meningkatkan tempat tinggal, tetapi juga mengintegrasikan fasilitas kesehatan dan akses menuju layanan medis. Dengan pendekatan holistik ini, diharapkan segala aspek kehidupan masyarakat dapat diperbaiki secara bersamaan.
Pembangunan perumahan di Wamena diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih baik dan layak untuk dihuni. Pembangunan yang dimaksud bukan hanya sekadar mengedepankan desain fisik bangunan, tetapi juga memperhatikan elemen-elemen sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Hal ini penting agar pembangunan yang dilakukan menjadi berkelanjutan dan memenuhi harapan seluruh elemen masyarakat.
Para menteri tersebut juga membahas tantangan infrastruktur yang sering kali menjadi penghambat untuk akses yang maksimal bagi masyarakat. Terlebih lagi bagi daerah yang terisolasi, akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan menjadi sangat penting. Dengan keterlibatan langsung para menteri, diharapkan ada terobosan dalam pengembangan kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan warga di daerah terpencil.
Kegiatan di Wamena menjadi refleksi bagi semua pihak bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab dalam memastikan bahwa masyarakat, terutama anak-anak, mendapatkan perawatan dan perhatian yang mereka butuhkan. Kunjungan ini adalah langkah kecil namun signifikan dalam upaya membangun masa depan yang lebih baik untuk Papua Pegunungan. Adanya komitmen yang nyata akan menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam setiap program yang akan dilaksanakan di daerah tersebut.