Mendorong Kerukunan Beragama, Uskup Suharyo Sambut Menteri Australia di Jakarta

by -14 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Uskup Agung Indonesia, Ignatius Suharyo, menekankan pentingnya kerukunan antar umat beragama di Indonesia dalam rangka menyambut kedatangan Menteri Pembangunan Multikultural Australia, Anne Aly, di Gereja Katedral Jakarta. Kunjungan ini yang berlangsung pada hari Senin, menjadi momen penting untuk merefleksikan harmoni bangsa yang kaya akan suku, bahasa, dan agama.

Uskup Suharyo menjelaskan bahwa simbol-simbol kerukunan dapat dilihat dari letak geografis Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral. Ia menjelaskan bahwa pendirian Masjid Istiqlal oleh Presiden Soekarno bukanlah tanpa makna. Masjid tersebut dibangun dengan tujuan untuk menghapus ingatan akan kolonialisme serta menjadikan kedekatannya dengan Gereja Katedral sebagai simbol cita-cita bangsa. Uskup menegaskan bahwa kerukunan dan harmoni di antara umat beragama merupakan nilai yang wajib dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dia juga menyoroti terwujudnya simbolisasi ini dengan hadirnya Terowongan Silaturahmi, yang diresmikan pada 12 Desember tahun lalu. Menurutnya, terowongan ini bukan hanya sekadar sarana transportasi, melainkan juga memuat makna yang lebih dalam. “Ini menjadi tempat edukasi tentang toleransi dan kesadaran sebagai warga negara,” ujarnya. Diharapkan, terowongan ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk saling belajar dan memahami pentingnya hidup rukun dalam keragaman.

Sebelum mengunjungi Gereja Katedral, Menteri Anne Aly terlebih dahulu singgah di Masjid Istiqlal. Di sini, ia menyerahkan koleksi buku-buku Australia ke Pojok Baca Australia di Perpustakaan Masjid Istiqlal. Buku-buku yang diserahkan mencakup berbagai topik, mulai dari budaya Australia, sejarah Muslim Australia, hingga kehidupan multikultural dan keberagaman di Australia. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antar-umat beragama antara Australia dan Indonesia, serta untuk meningkatkan pemahaman lintas budaya.

Menteri Anne tidak hanya memberikan sumbangan buku, tetapi juga berinteraksi dengan anak-anak dari Madrasah Masjid Istiqlal. Dalam bentuk kegiatan yang lebih interaktif, ia juga menabuh bedug dan menyeberangi Jembatan Silaturahmi, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Momen ini menunjukkan upaya untuk menjalin komunikasi dan pemahaman antara komunitas Muslim dan umat Kristiani, yang keduanya memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa di Indonesia.

Menariknya, Menteri Anne Aly, yang merupakan menteri perempuan Muslim pertama di Australia, juga melaksanakan ibadah shalat sunah di Masjid Istiqlal. Ini menjadi simbol bahwa kewirausahaan wanita Muslim dapat dipadukan dengan kontribusi nyata dalam dunia politik dan sosial. Tindakannya tersebut bukan saja sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan, tetapi juga menunjukkan respek terhadap tradisi dan praktik keagamaan di negara yang ia kunjungi.

Kunjungan Menteri Anne Aly ini menggarisbawahi pentingnya dialog antar-umat beragama dan bagaimana budaya saling memahami dapat memperkaya kehidupan masyarakat. Keberadaan buku-buku yang diserahkan, interaksi dengan anak-anak, serta simbol-simbol kerukunan yang diciptakan, semuanya berkontribusi dalam memperkokoh persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan Australia. Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan ini adalah bagian dari upaya untuk memperkuat harmoni sosial dalam masyarakat yang majemuk, serta menegaskan komitmen untuk membangun masa depan yang lebih damai dan harmonis.

Secara keseluruhan, acara ini mencerminkan momen berharga yang mengajak masyarakat untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Dalam dunia yang kian kompleks ini, penting bagi kita untuk terus merawat nilai-nilai kemanusiaan dan persahabatan, tak hanya di tingkat lokal, tetapi juga dalam lingkup internasional. Kegelapan yang ditimbulkan oleh ketegangan antar-agama perlu dihapus dengan cahaya pemahaman dan kerjasama, seperti yang dicontohkan oleh dua negara yang berusaha saling mendukung ini.