Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia, Bambang Soesatyo, baru-baru ini mengumumkan bahwa Rapat Kerja Nasional IMI 2025 mencapai kesepakatan penting mengenai lokasi dan agenda Musyawarah Nasional IMI 2025. Munas ini dijadwalkan berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 20 September 2025. Salah satu tujuan utama dari acara tersebut adalah untuk memilih Ketua Umum IMI yang akan menjabat untuk periode 2025-2030.
Dalam pernyataannya, Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, menekankan bahwa Munas IMI bukan sekadar acara formal untuk memilih pemimpin. Ia berharap, melalui forum ini, IMI dapat menetapkan seorang pemimpin yang berkomitmen untuk memajukan bidang otomotif di Indonesia. Pemimpin tersebut diharapkan dapat membawa IMI menjadi kekuatan utama dalam pengembangan atlet otomotif yang unggul serta berperan besar dalam kebangkitan industri otomotif nasional, termasuk modifikasi dan sektor sport tourism. Selain itu, ia menginginkan agar IMI tetap menjadi organisasi yang solid, bersih, dan terbuka bagi semua pihak.
Rakernas juga resmi membentuk Tim Penjaringan Calon Ketua Umum IMI Pusat untuk periode mendatang. Tim ini memiliki tugas penting dalam melakukan seleksi calon berdasarkan kriteria yang ditetapkan, seperti profesionalitas, rekam jejak, integritas, dan komitmen terhadap pengembangan olahraga otomotif. Proses penjaringan calon diharapkan berjalan transparan dan inklusif, serta sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMI.
Anggota tim penjaringan terdiri dari berbagai perwakilan yang diharapkan membawa perspektif dan pengalaman luas dalam dunia otomotif. Beberapa nama yang terlibat antara lain Umbu Kabunang Rudiyanto dari IMI Pusat, Brigjen Pol Agus Kurniady Sutisna, Donni B. Prihandana, Sadikin Aksa, Mirza Mubaraq dari IMI Aceh, Edy Sudarmadi dari IMI Kalimantan Selatan, serta Helmy Umar dari IMI Sulawesi Tengah. Kehadiran tim ini mencerminkan komitmen IMI untuk melaksanakan proses pemilihan yang tidak hanya akuntabel, tetapi juga sejalan dengan prinsip meritokrasi.
Bamsoet juga menyampaikan bahwa perubahan masa jabatan Ketua Umum IMI dari empat tahun menjadi lima tahun tidak hanya berdasarkan hasil Munas Luar Biasa, tetapi juga telah disetujui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia. Ini diharapkan dapat memperkuat fondasi organisasi dan mengoptimalkan implementasi kebijakan jangka panjang IMI. Dalam pandangannya, perubahan jangka waktu jabatannya dapat memberikan ruang lebih untuk membangun program-program yang berkelanjutan.
Dari perspektif Ketua IMI Jawa Timur, Bambang Kapten, sosok yang ideal untuk mengisi posisi Ketua Umum IMI adalah individu yang memiliki kecintaan yang mendalam terhadap dunia otomotif, kemampuan manajerial yang mumpuni, diplomasi yang baik, serta integritas dan komitmen terhadap inklusivitas. Ia menekankan bahwa IMI bukan sekadar organisasi olahraga, melainkan sebuah ekosistem besar yang menghubungkan atlet, komunitas otomotif, industri, regulator, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia.
Ketua Umum IMI bukanlah jabatan simbolis; sebaliknya, ia berperan sebagai lokomotif yang menentukan arah kebijakan otomotif nasional. Dengan kata lain, sosok yang terpilih harus mampu merangkul semua kepentingan yang ada dalam dunia otomotif dan memiliki visi strategis yang jelas. Selain itu, kemampuan untuk menjalin jaringan yang luas, sikap inklusif, pemikiran progresif, dan pengalaman yang telah teruji menjadi faktor-faktor penting dalam menentukan calon yang tepat.
Dengan semua rencana ini, IMI menunjukkan tekad yang kuat untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam membangun industri otomotif Indonesia. Di tengah tantangan yang ada, upaya untuk menggelar Munas di Yogyakarta akan menjadi titik tolak penting bagi perjalanan organisasi ini ke depan. Keberhasilan dalam memilih pemimpin yang tepat bukan hanya akan berdampak pada IMI, tetapi juga pada seluruh ekosistem otomotif nasional, mendorong pertumbuhan dan inovasi yang lebih lanjut.