Pada akhir pekan keempat Juli 2025, daftar orang terkaya di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Prajogo Pangestu, pendiri dan pemilik utama PT Barito Pacific Tbk, kini menempati posisi teratas dengan kekayaan bersih sebesar 33,3 miliar dolar AS, setara dengan sekitar Rp 542,79 triliun. Kekayaan ini menunjukkan penurunan sebesar 300 juta dolar AS dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya.
Pesaing terdekatnya, Low Tuck Kwong, pendiri PT Bayan Resources Tbk, mencatatkan kenaikan kekayaan menjadi 26,5 miliar dolar AS. Sumber utama kekayaan Low Tuck Kwong berasal dari sektor batu bara, di mana ia dikenal sebagai salah satu pengusaha terkemuka di industri tersebut.
Di posisi ketiga, terdapat Robert Budi Hartono dengan kekayaan bersih sebesar 21,6 miliar dolar AS. Bersama saudaranya, Michael Hartono, Budi Hartono menguasai Djarum Group dan Bank Central Asia, dua entitas bisnis besar di Indonesia. Kekayaan mereka sebagian besar berasal dari sektor perbankan dan tembakau.
Michael Hartono, saudara dari Budi Hartono, menempati urutan keempat dengan total kekayaan 20,7 miliar dolar AS. Selain memiliki saham di BCA, Michael juga terlibat dalam industri elektronik melalui pendirian pabrik rokok Djarum dan pabrik elektronik Polytron.
Sri Prakash Lohia, pendiri Indorama Corporation, menduduki posisi kelima dengan kekayaan bersih sebesar 8,7 miliar dolar AS. Perusahaan yang dipimpinnya berfokus pada sektor petrokimia dan tekstil, dan telah menjadi salah satu pemain utama di industri tersebut.
Otto Toto Sugiri, CEO PT DCI Indonesia Tbk, menempati urutan keenam dengan kekayaan bersih 6,8 miliar dolar AS. Sebagai salah satu pionir dalam industri pusat data di Indonesia, Otto telah berhasil mengembangkan bisnisnya menjadi salah satu yang terbesar di sektor ini.
Marina Budiman, yang juga terlibat dalam industri pusat data melalui DCI Indonesia, memiliki kekayaan bersih sebesar 4,8 miliar dolar AS, menempatkannya di posisi ketujuh.
Sri Prakash Lohia, yang sebelumnya menempati posisi kelima, kini berada di urutan kedelapan dengan kekayaan bersih 4,8 miliar dolar AS.
Tahir dan keluarganya, yang memiliki bisnis di berbagai sektor melalui Mayapada Group, menempati posisi kesembilan dengan kekayaan bersih 4,8 miliar dolar AS.
Agoes Projosasmito, Presiden Komisaris Amman Mineral Internasional, menutup daftar sepuluh besar dengan kekayaan bersih 4,8 miliar dolar AS.
Perubahan signifikan dalam peringkat ini mencerminkan dinamika ekonomi Indonesia, di mana sektor energi dan teknologi informasi menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Kenaikan kekayaan Prajogo Pangestu, misalnya, dipengaruhi oleh pertumbuhan saham sektor energi terbarukan dan investasi di Star Energy. Sementara itu, penurunan kekayaan Robert Budi Hartono dan Michael Hartono mungkin terkait dengan fluktuasi pasar saham dan kinerja sektor perbankan dan tembakau.
Secara keseluruhan, daftar orang terkaya di Indonesia menunjukkan dominasi sektor energi, perbankan, dan teknologi informasi, mencerminkan tren pertumbuhan ekonomi dan investasi di sektor-sektor tersebut.