Pakistan Kecam Penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh Pejabat Israel dan Pemukim

by -12 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Pada 3 Agustus 2025, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, memimpin ratusan pemukim ilegal dalam penyerbuan massal ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Aksi ini bertepatan dengan peringatan Tisha B’Av, salah satu hari suci dalam tradisi Yahudi. Menurut Badan Wakaf Islam Yerusalem, sedikitnya 1.251 pemukim Israel memasuki kawasan Masjid Al-Aqsa pada pagi hari, melakukan ritual Talmud, menyanyi, dan menari dengan pengawalan ketat aparat keamanan Israel.

Penyerbuan ini menambah ketegangan di wilayah tersebut, yang telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, pada 14 Mei 2024, ratusan pemukim Israel juga menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dan melakukan tindakan provokatif terhadap warga Palestina. Dewan Wakaf, Urusan Islam dan Tempat Suci di Al-Quds, mengonfirmasi bahwa para pemukim mengibarkan bendera Israel atau Bintang Daud di dalam area tempat situs tersuci ketiga umat Islam itu berada, melakukan doa-doa Talmud, dan bernyanyi dengan keras.

Selain itu, pada 14 Agustus 2024, Rusia menyatakan kekhawatiran mereka atas penyerbuan pejabat keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Pada 13 Agustus 2024, Ben-Gvir bersama lebih dari 2.000 warga Israel radikal memasuki kompleks tersebut, berdoa, melambaikan bendera, dan menyanyikan lagu kebangsaan meskipun aturan yang ada melarang umat Yahudi beribadah di situs suci umat Islam tersebut.

Penyerbuan-penyerbuan ini telah memicu kecaman internasional. Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk, Jasem Albudaiwi, menekankan bahwa penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh seorang menteri dan sejumlah pemukim ekstremis Israel merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap situs suci umat Islam. Aksi tersebut mencerminkan niat pasukan penjajah untuk terus mengganggu keamanan dan stabilitas di wilayah-wilayah Palestina.

Selain itu, Arab Saudi pada 27 Mei 2025 mengutuk penyerbuan kompleks Masjid Al-Aqsa oleh pejabat dan pemukim Israel, dan menuntut Israel bertanggung jawab atas pelanggaran serius yang terus dilakukan terhadap rakyat Palestina. Kementerian Luar Negeri Kerajaan itu menekankan penolakannya secara tegas terhadap segala hal yang akan merusak status historis dan hukum Yerusalem dan tempat-tempat sucinya.

Pemerintah Wilayah Yerusalem juga memperingatkan bahaya serius dari penyerbuan yang dilakukan secara sistematis ini, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa dan hak beribadah umat Muslim. Mereka menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban otoritas pendudukan Israel atas pelanggaran serius dan berkelanjutan yang mereka lakukan terhadap tempat-tempat suci Islam dan warga sipil tak berdosa di Negara Palestina.

Penyerbuan-penyerbuan ini menambah ketegangan di wilayah tersebut dan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik lebih lanjut. Penting bagi komunitas internasional untuk terus memantau situasi ini dan mendorong dialog serta upaya damai guna mencapai solusi yang adil dan langgeng bagi semua pihak yang terlibat.