Pada Sabtu, 2 Agustus 2025, Kongres ke-6 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center. Acara ini dihadiri oleh ribuan kader dari seluruh Indonesia dan menjadi momentum penting bagi konsolidasi internal partai.
Dalam kongres tersebut, Megawati Soekarnoputri kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI-P untuk periode 2025–2030. Pengukuhan ini dilakukan secara aklamasi, mencerminkan soliditas dan dukungan penuh dari seluruh anggota partai.
Dalam pidato penutupan kongres, Megawati menegaskan sikap politik PDI-P pasca Pemilu 2024. Ia menekankan bahwa partainya tidak akan memosisikan diri sebagai oposisi, namun juga tidak akan serta-merta bergabung dalam koalisi pemerintahan. Sebaliknya, PDI-P akan berperan sebagai kekuatan penyeimbang dalam sistem pemerintahan presidensial yang dianut Indonesia. Menurut Megawati, demokrasi Indonesia harus berpijak pada kedaulatan rakyat dan konstitusi, tanpa mengkotak-kotakkan kekuasaan.
Lebih lanjut, Megawati menegaskan bahwa PDI-P adalah partai ideologis yang berdiri di atas kebenaran, berpihak kepada rakyat, dan bersikap tegas sebagai penyeimbang. Ia menekankan bahwa sikap penyeimbang bukan berarti pasif; PDI-P akan tetap kritis dan mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat. Namun, jika terdapat penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila, keadilan sosial, dan hukum yang berkeadilan, partai akan bersuara lantang dan bertindak tegas.
Selain itu, momen haru terjadi saat Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI-P periode 2015–2025, hadir di lokasi kongres setelah dibebaskan melalui amnesti dari Presiden Prabowo Subianto. Kehadiran Hasto disambut hangat oleh Megawati, yang menitikkan air mata saat menyambutnya. Kehadiran Hasto menjadi simbol kembalinya kekuatan penuh di tangan Megawati, yang kini merangkap jabatan sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PDI-P.
Kongres ke-6 PDI-P di Bali tidak hanya menjadi forum pengukuhan kepemimpinan, tetapi juga momentum konsolidasi kekuatan partai menuju masa depan. Dengan tema “Satyam Eva Jayate – Berderap dalam Satu Rampak Barisan”, kongres menegaskan pentingnya kejujuran politik, solidaritas kader, dan kedisiplinan kolektif. PDI-P berkomitmen untuk terus menjadi pelopor perjuangan rakyat dan penyeimbang konstitusional dalam demokrasi Indonesia.