Pemerintah Pertimbangkan Larangan Game Online Roblox untuk Anak-anak

by -15 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan langkah tegas terkait maraknya anak-anak yang memainkan game online Roblox. Kekhawatiran utama berfokus pada dampak negatif dari konten kekerasan dalam game tersebut serta potensi paparan digital berlebihan yang dapat memengaruhi perkembangan fisik dan mental anak.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak yang bermain Roblox. Ia menyoroti bahwa anak-anak usia dini cenderung meniru apa yang mereka lihat, termasuk adegan kekerasan dalam game. “Banyak kekerasan di game seperti Roblox. Anak-anak belum bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya rekayasa. Kadang mereka meniru, seperti membanting temannya, karena di game itu dianggap biasa,” ujar Abdul Mu’ti saat kunjungan ke SD Negeri 2 Cideng, Jakarta Pusat, Senin.

Selain itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak yang bermain Roblox. Ia menegaskan bahwa pola asuh dalam keluarga harus diperhatikan, dan orang tua perlu mendampingi anak-anak saat menggunakan gawai untuk memastikan keamanan dan kesehatan mereka.

Dukungan terhadap langkah pemerintah juga datang dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfanu. Ia sepakat bahwa bermain game secara berlebihan tidak baik bagi siswa dan menilai larangan terhadap Roblox bertujuan agar anak-anak lebih fokus dalam belajar.

Namun, tidak semua pihak sepakat dengan pelarangan tersebut. Beberapa orang tua berpendapat bahwa Roblox dapat menjadi pintu masuk bagi anak-anak untuk belajar coding dan desain game, serta mengembangkan kreativitas mereka. Mereka menekankan pentingnya edukasi dan pengawasan orang tua daripada pelarangan total terhadap game tersebut.

Pemerintah juga membuka kemungkinan untuk memblokir Roblox jika terbukti mengganggu perilaku anak. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa jika suatu konten digital mengandung unsur kekerasan dan membahayakan generasi muda, pemerintah tidak ragu untuk mengambil langkah tegas, termasuk penutupan.

Sementara itu, Pengurus Besar Esports Indonesia menyarankan agar orang tua mendampingi anak-anak, terutama yang berusia di bawah 10 tahun, saat memainkan Roblox. Mereka menilai bahwa dengan pendampingan yang tepat, manfaat dari game ini dapat dimaksimalkan dan risikonya dapat dikendalikan.

Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor juga mengimbau orang tua untuk memperketat pengawasan terhadap penggunaan gawai oleh anak-anak, terutama terkait dengan permainan Roblox. Mereka menekankan pentingnya pengawasan orang tua untuk menjaga keamanan anak dari potensi dampak negatif penggunaan ponsel yang berlebihan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Cianjur, Ruhli Solehudin, menyatakan bahwa pihaknya akan mengikuti kebijakan yang dinilai terbaik bagi dunia pendidikan terkait larangan bermain Roblox. Ia menegaskan pentingnya komunikasi yang baik dalam keluarga untuk memastikan anak-anak mendapatkan informasi yang tepat mengenai penggunaan teknologi.

Dengan berbagai pandangan dan pertimbangan yang ada, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik dalam menghadapi tantangan ini, memastikan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat di era digital.