Pada Senin sore, sebuah pesawat latih F-7 BGI milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Uttara di Dhaka. Pesawat tersebut menabrak area kampus Milestone School and College di Uttara, Dhaka, tak lama setelah kegiatan belajar selesai. Akibat kecelakaan ini, sedikitnya 19 orang tewas dan 164 lainnya terluka. Sebelumnya, Asisten Khusus Kepala Penasihat Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, Sayedur Rahman, menyatakan bahwa antara 100 hingga 150 orang mengalami luka dalam insiden tersebut.
Pilot pesawat, Letnan Penerbang Towkir Islam Sagar, saat ini dirawat di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Militer Gabungan. Pesawat yang jatuh terbakar setelah insiden tersebut, namun penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab kecelakaan belum diumumkan.
Sebagai bentuk penghormatan kepada para korban, pemerintah Bangladesh telah mengumumkan Selasa, 22 Juli, sebagai hari berkabung nasional. Selama hari berkabung ini, doa khusus akan diadakan di semua institusi keagamaan dan tempat ibadah, termasuk masjid, kuil, gereja, dan pagoda di seluruh negeri.
Kecelakaan pesawat ini menambah daftar panjang insiden serupa yang melibatkan maskapai dan Angkatan Udara Bangladesh. Pada 12 Maret 2018, sebuah pesawat milik maskapai US-Bangla Airlines jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu, Nepal, menewaskan sedikitnya 49 orang. Pada 1 Juli 2018, dua pilot Angkatan Udara Bangladesh tewas saat pesawat latih mereka jatuh di Kabupaten Jessore, bagian barat daya Bangladesh.
Kecelakaan terbaru ini menyoroti pentingnya evaluasi dan peningkatan keselamatan penerbangan di Bangladesh. Otoritas terkait diharapkan segera melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan dan mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.