Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini mengungkapkan bahwa produk-produk dari Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia akan dikenakan tarif 0 persen. Kebijakan ini diharapkan dapat menurunkan harga minyak dan gas serta pangan di pasar domestik. Dengan tarif 0 persen, produk AS akan lebih kompetitif, bahkan mungkin lebih murah dibandingkan produk lokal.
Penurunan harga migas dan pangan menjadi perhatian utama pemerintah, mengingat dampaknya terhadap daya beli masyarakat dan inflasi. Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebijakan perdagangan dan stabilitas ekonomi nasional. Meskipun produk AS menjadi lebih murah, pemerintah tetap berkomitmen untuk melindungi industri dalam negeri dan memastikan keberlanjutan ekonomi.
Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti volatilitas harga komoditas global yang mempengaruhi perekonomian Indonesia. Harga gas alam dan batu bara, misalnya, mengalami penurunan signifikan, sementara harga minyak sawit mentah, kedelai, dan jagung masih menunjukkan tren kenaikan. Fluktuasi harga ini berpotensi mempengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta inflasi domestik.
Pemerintah terus memantau perkembangan harga komoditas global dan berupaya mengimplementasikan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kebijakan tarif 0 persen untuk produk AS menjadi salah satu langkah strategis dalam menghadapi dinamika pasar global dan domestik.
Dengan kebijakan ini, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan peluang perdagangan internasional untuk menurunkan biaya impor migas dan pangan, sehingga memberikan manfaat langsung bagi konsumen dan perekonomian secara keseluruhan.