Risiko Menuang Air Biasa ke Radiator Saat Darurat

by -11 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

JAKARTA – Dalam perjalanan sehari-hari, terutama saat terjebak macet di tengah cuaca panas, pengendara kerap kali mengalami masalah dengan cairan pendingin yang tiba-tiba habis. Ketika lalu lintas padat mengurangi aliran udara yang masuk ke radiator, suhu mesin dapat meningkat dengan cepat. Jika sistem pendingin dalam kondisi buruk—seperti radiator yang kotor atau kipas yang lemah—coolant bisa mendidih hingga mengalir keluar melalui saluran pembuangan.

Di tengah situasi darurat ini, banyak pengendara yang resort untuk menuangkan air biasa ke dalam radiator guna menjaga mobil tetap berfungsi. Meskipun tindakan ini mungkin dianggap sebagai solusi sementara, kenyataannya kebiasaan ini dapat berisiko merusak komponen mesin dalam jangka waktu panjang.

Fendi, yang menjabat sebagai Direktur PT Autokooling Jaya Nusantara dan distributor resmi produk Koyorad di Indonesia, menjelaskan bahwa penggunaan air biasa—terutama air sumur atau air keran—dapat menyebabkan terjadinya karat dan endapan dalam sistem pendinginan. Air tersebut biasanya mengandung mineral serta kotoran yang dapat menggangu aliran cairan pendingin, sehingga mengurangi kemampuan radiator dalam membuang panas dengan efektif.

Menurut Fendi, menggunakan air biasa sekali atau dua kali saat keadaan mendesak masih dapat ditoleransi, namun sangat tidak disarankan untuk dijadikan kebiasaan yang rutin. “Mineral dari air biasa dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran radiator yang akhirnya menurunkan performa pendinginan mesin,” paparnya. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga sistem pendingin agar tetap berfungsi optimal.

Tak hanya itu, air biasa juga tidak mengandung zat aditif yang terdapat dalam coolant yang berfungsi melindungi komponen logam dari proses korosi. Akibatnya, dinding radiator dan pompa air bisa aus lebih cepat. Pada akhirnya, penggunaan air biasa sebagai pengganti coolant yang direkomendasikan pabrikan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih serius dan biaya perbaikan yang meningkat.

Dalam hal ini, Fendi memberikan saran praktis jika pengendara terpaksa menambahkan air biasa dalam keadaan darurat. Setelah menyelesaikan perjalanan, sebaiknya pengendara segera membawa kendaraan ke bengkel untuk melakukan pengurasan radiator dan mengganti cairan pendingin dengan coolant yang sesuai. “Langkah ini penting untuk menjaga kinerja mesin dan mencegah masalah di kemudian hari,” ujarnya.

Jadi, meskipun mungkin ada godaan untuk menganggap remeh penggunaan air biasa dalam situasi darurat, penting untuk diingat bahwa tindakan tersebut bisa berujung pada risiko yang lebih besar untuk mesin kendaraan. Dengan menjaga sistem pendingin dalam kondisi baik melalui penggunaan coolant yang sesuai, pengendara dapat memastikan kinerja kendaraan yang optimal dan umur mesin yang lebih panjang.

Kesehatan mesin merupakan elemen krusial yang harus dijaga agar tidak menimbulkan masalah lebih lanjut. Mengabaikan peringatan mengenai pentingnya menggunakan coolant yang tepat, pada akhirnya hanya akan mengundang komplikasi yang lebih serius dan lebih mahal. Akibatnya, pemilik kendaraan perlu lebih teliti dan bijak dalam mengambil keputusan ketika menghadapi masalah di jalan. Semoga informasi ini dapat menjadi panduan bagi setiap pengendara untuk lebih memperhatikan risiko yang ditimbulkan dari kebiasaan yang tampak remeh namun dapat berdampak jauh ke depan.