Ketua Yayasan Maemuna Center Indonesia, Onny Firyanti Hamidi, mengungkapkan bahwa tim pendahulu pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Indonesia untuk Gaza telah tiba di Mesir. Mereka akan membangun jaringan dengan pemasok lokal guna mendukung pembangunan rumah sakit tersebut. Pada konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Onny menjelaskan bahwa tim yang terdiri dari tiga relawan berpengalaman ini akan bertugas membuka akses untuk pengadaan material yang diperlukan.
Tim ini dipimpin oleh Edi Wahyudi, yang sebelumnya terlibat dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang masih berdiri meskipun sering menjadi sasaran serangan. Selain membangun jaringan, mereka juga akan bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan, termasuk Program Pangan Dunia di Mesir.
Onny menekankan bahwa keberangkatan tim ini tidak hanya mewakili lembaga atau individu tertentu, tetapi juga membawa suara seluruh bangsa Indonesia dalam menolak tindakan genosida dan mendukung kebebasan rakyat Gaza. Edi Wahyudi, yang hadir secara daring dari Mesir, mengungkapkan bahwa mereka terus menjalin koneksi dengan pemasok di tengah cuaca ekstrem yang mencapai 40 derajat Celcius.
Edi melanjutkan, pertemuan dengan pemasok yang menyediakan bahan material maupun peralatan medis masih berlangsung, dengan beberapa di antaranya masih menunggu kepastian. Duta Besar RI di Kairo, Lutfi Rauf, turut memberikan dukungan dengan melibatkan jajarannya dalam pertemuan tersebut. Ia berharap RSIA Indonesia dapat segera terwujud di Gaza.
Rifa Berliana Arifin, dari Presidium Aqsa Working Group, menambahkan bahwa mereka juga berencana mencari pemasok di luar Mesir, seperti dari negara-negara Eropa. Dalam hal ini, mereka akan bekerja sama dengan vendor yang akan mendukung proyek berkenaan dengan pengadaan alat kesehatan. Rifa menegaskan bahwa pembangunan RSIA Indonesia di Gaza akan melibatkan tenaga kerja dari Indonesia, memastikan bahwa proses tersebut dikelola oleh para profesional yang berkompeten dari tanah air.
Sementara itu, keberangkatan tim advance ini secara resmi dilepas oleh Maemuna Center pada 14 Juli. Mae-C, sebagai sayap perempuan dari Aqsa Working Group, fokus pada isu-isu kemanusiaan di Palestina, khususnya yang berkaitan dengan perempuan dan anak-anak. Lembaga ini berkomitmen untuk memberikan solusi jangka panjang, termasuk penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai.
Tindakan ini bukan sekadar proyek pembangunan fisik, tetapi juga merupakan manifestasi solidaritas dari masyarakat Indonesia terhadap penderitaan rakyat Gaza. Keberangkatan tim ini menggambarkan harapan untuk menciptakan perubahan positif melalui dukungan kemanusiaan, serta memperkuat jaringan kerja sama lintas negara dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh warga Palestina.
Dalam situasi yang memerlukan perhatian global, langkah ini diharapkan dapat menggerakkan hati masyarakat internasional untuk bersatu dan berdampak dalam menciptakan kondisi yang lebih baik bagi bangsa yang menderita akibat konflik berkepanjangan. Pembangunan RSIA Indonesia di Gaza bukan hanya sekadar ritual demi memenuhi kebutuhan medis, tetapi juga menjadi bagian dari perjuangan yang lebih besar dalam menjaga hak asasi manusia dan kemanusiaan di wilayah yang terpinggirkan.