Pada pagi hari Rabu, 30 Juli 2025, wilayah Kamchatka di Rusia diguncang oleh gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 8,8. Gempa ini terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, sekitar 126 kilometer sebelah timur-tenggara Petropavlovsk-Kamchatsky, dengan kedalaman sekitar 20 kilometer. Kedalaman gempa yang dangkal ini berpotensi menghasilkan tsunami besar.
Akibat gempa tersebut, gelombang tsunami setinggi hingga 4 meter terdeteksi di wilayah tenggara Kamchatka, menyebabkan sejumlah orang terluka. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir Pasifik negara tersebut, dengan estimasi gelombang setinggi 3 meter dapat mencapai wilayah dari Hokkaido hingga Prefektur Wakayama, serta Kepulauan Ogasawara di selatan.
Di Rusia, gelombang tsunami mencapai ketinggian 3–4 meter dan menggenangi area pelabuhan di Severo-Kurilsk, sebuah kota kecil di Kepulauan Kuril. Gelombang tersebut juga merusak fasilitas pengolahan ikan dan beberapa kapal nelayan. Meskipun kerusakan material cukup signifikan, seluruh penduduk berhasil dievakuasi tanpa laporan korban jiwa.
Pemerintah Rusia segera mengeluarkan peringatan tsunami dan mengaktifkan sistem peringatan dini untuk memastikan keselamatan warga. Menteri Situasi Darurat wilayah Kamchatka, Sergey Lebedev, dalam pernyataannya menyampaikan bahwa peringatan tsunami telah dicabut setelah evaluasi lebih lanjut. Selain itu, komisi penilaian telah memeriksa beberapa bangunan pascagempa dan tidak menemukan kerusakan signifikan.
Meskipun peringatan tsunami telah dicabut, para ahli memperingatkan bahwa ancaman belum sepenuhnya berakhir. Kementerian Situasi Darurat Rusia di Kamchatka menyatakan bahwa risiko gempa susulan masih tinggi, dengan kemungkinan aftershock hingga magnitudo 7,5. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk dari otoritas setempat.
Wilayah Kamchatka, yang terletak di Cincin Api Pasifik, dikenal dengan aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi. Gempa ini tercatat sebagai yang terkuat di wilayah tersebut sejak 1952, menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dan sistem peringatan dini dalam menghadapi bencana alam.
Sementara itu, di Jepang, Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami dengan estimasi gelombang setinggi 3 meter yang dapat mencapai wilayah pesisir dari Hokkaido hingga Prefektur Wakayama, serta Kepulauan Ogasawara di selatan. Jepang juga mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir Pasifik negara tersebut setelah gempa bumi 8,8 magnitudo terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia.
Di Amerika Serikat, Pusat Peringatan Tsunami Nasional AS mengeluarkan peringatan waspada tsunami untuk negara bagian California, Oregon, dan Washington, menyusul gempa bumi berkekuatan 8,7 magnitudo yang terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia. Peringatan ini berlaku untuk Kepulauan Aleutian, Smalga Pass, dari Alaska hingga Attu, termasuk Kepulauan Pribilof.
Sementara itu, di China, Kementerian Sumber Daya Alam mengeluarkan peringatan tsunami level kuning untuk beberapa wilayah pesisir, dengan estimasi gelombang mencapai sekitar 30 sentimeter. Taiwan juga mengeluarkan peringatan tsunami, memperingatkan bahwa gelombang dapat mencapai pesisir Taiwan pada pukul 13.18 waktu setempat.
Gempa bumi dahsyat ini menegaskan pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Meskipun peringatan tsunami telah dicabut, masyarakat di wilayah terdampak diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dan mengikuti petunjuk dari otoritas setempat guna memastikan keselamatan bersama.