Hepatitis virus menjadi ancaman kesehatan serius di kawasan Asia-Pasifik, dengan jumlah kasus yang signifikan dan dampak kesehatan yang luas. Kawasan ini menanggung beban tertinggi hepatitis B secara global, dengan sekitar 116 juta orang hidup dengan infeksi hepatitis B kronis.
Meskipun vaksin hepatitis B telah tersedia selama lebih dari 40 tahun dan telah terbukti efektif dalam mencegah infeksi, masih terdapat tantangan besar dalam upaya eliminasi hepatitis B di kawasan ini. Pada tahun 2022, terdapat 304 juta orang yang hidup dengan hepatitis secara global, dengan hepatitis B dan C menjadi penyebab utama sirosis hati dan kanker hati, yang kini menjadi kanker ketiga terbanyak di Asia-Pasifik.
Untuk mencapai target eliminasi hepatitis sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030, diperlukan upaya yang lebih intensif dan terkoordinasi. Organisasi Kesehatan Dunia telah mengeluarkan pedoman baru pada tahun 2024 yang mencakup kriteria yang diperluas untuk kelayakan pengobatan, penggunaan terapi antivirus untuk pencegahan transmisi dari ibu ke anak, serta penggunaan alat uji HBV DNA di titik perawatan dan pengujian reflex HBV DNA.
Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan hepatitis. Meskipun vaksin hepatitis B telah tersedia selama lebih dari 40 tahun dan telah terbukti efektif dalam mencegah infeksi, masih terdapat tantangan besar dalam upaya eliminasi hepatitis B di kawasan ini.
Pemerintah dan organisasi kesehatan di Asia-Pasifik perlu bekerja sama untuk mempercepat upaya eliminasi hepatitis, memastikan akses yang lebih luas ke vaksin dan pengobatan, serta mengurangi stigma yang sering menghalangi individu untuk mencari perawatan. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, eliminasi hepatitis sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030 dapat tercapai, membawa manfaat kesehatan yang signifikan bagi masyarakat di kawasan ini.