WHO Desak Evakuasi Medis Segera untuk 14.800 Pasien di Gaza

by -7 Views
[keyword]bitcoin[/keyword]

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kembali menyoroti krisis kemanusiaan yang semakin mendalam di Jalur Gaza. Lebih dari 14.800 pasien, termasuk anak-anak, masih membutuhkan perawatan medis khusus yang mendesak. Tedros mendesak komunitas internasional untuk segera bertindak, mempercepat proses evakuasi medis, dan membuka semua jalur yang memungkinkan untuk memastikan pasien-pasien ini mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Pada Rabu pagi, WHO berhasil memfasilitasi evakuasi medis terhadap 15 anak yang sakit kritis ke Yordania, didampingi oleh 42 orang pendamping. Tedros mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan tenaga kesehatan Yordania yang terus memberikan perawatan khusus kepada pasien dari Gaza, terutama anak-anak. Namun, ia menekankan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk menangani krisis kesehatan ini secara menyeluruh.

Sistem kesehatan di Gaza telah mengalami kehancuran parah akibat serangan militer yang intensif sejak Oktober 2023. Banyak rumah sakit dan fasilitas medis lainnya hancur atau tidak berfungsi, meninggalkan ribuan pasien tanpa perawatan yang memadai. Selain itu, blokade yang ketat telah menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan dan peralatan medis, memperparah kondisi pasien yang membutuhkan perawatan segera.

Krisis ini juga menyebabkan kelaparan massal di Gaza. Menurut laporan WHO, sejak konflik dimulai, pasokan makanan telah habis total, dan malnutrisi meningkat tajam. Pusat-pusat perawatan malnutrisi kewalahan dan kekurangan sumber daya, dengan hingga 10% dari populasi dan 20% dari ibu hamil menderita malnutrisi sedang hingga parah. Pada Juli 2025, 5.100 anak dirawat di program malnutrisi, termasuk 800 dalam kondisi kritis. Tedros menggambarkan situasi ini sebagai “kelaparan massal buatan manusia” yang disebabkan oleh blokade yang membatasi masuknya bantuan.

Selain itu, serangan terhadap fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit Al Wafa dan Kamal Adwan, telah mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur medis yang tersisa. WHO menekankan pentingnya menghentikan serangan terhadap rumah sakit dan memastikan akses tanpa hambatan bagi pekerja kemanusiaan untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza.

Tedros juga menyoroti bahwa lebih dari 61.000 orang telah tewas di Gaza sejak Oktober 2023, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Ia mengingatkan bahwa dengan kecepatan evakuasi medis yang lambat, dibutuhkan waktu 5-10 tahun untuk mengevakuasi semua pasien dalam kondisi kritis, termasuk ribuan anak-anak. Selama waktu tersebut, kondisi mereka semakin memburuk, dan sebagian meninggal dunia.

Kecaman internasional terhadap agresi Israel di Gaza terus meningkat. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di wilayah tersebut.

Dalam menghadapi krisis ini, WHO terus berupaya memfasilitasi evakuasi medis dan memastikan bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza. Namun, tantangan besar tetap ada, termasuk pembatasan akses dan keamanan bagi pekerja kemanusiaan. Tedros menegaskan pentingnya kerja sama internasional untuk mengakhiri konflik, menghentikan serangan terhadap fasilitas kesehatan, dan memastikan akses bantuan kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan ke Gaza.

Krisis kemanusiaan di Gaza memerlukan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional untuk mencegah penderitaan lebih lanjut dan memastikan bahwa warga Gaza mendapatkan perawatan dan bantuan yang mereka butuhkan.